Kenaikkan harga ikan pemicu utama inflasi Februari di NTT

id NTT,BPS NTT,Inflasi NTT Februari 2021,harga ikan naik

Kenaikkan harga ikan pemicu utama inflasi Februari  di NTT

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT Darwis Sitorus. (ANTARA/HO-Tangkapan layar video Humas BPS NTT)

Secara keseluruhan komoditas penyumbang terbesar inflasi adalah ikan kembung
Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat kenaikkan harga komditi ikan menjadi pemicu terbesar terjadinya inflasi di NTT pada Februari 2021 yang tercatat sebesar 0,44 persen secara year on year (yoy).

"Komoditi ikan kembung mengalami inflasi cukup tinggi mencapai 0,22 persen sehingga memberikan andil lebih besar terhadap inflasi pada Februari 2021," kata Kepala BPS Provinsi NTT Darwis Sitorus kepada wartawan di Kupang, Senin, (1/3).

Kenaikan harga ikan disebabkan kondisi cuaca buruk melanda wilayah perairan NTT selama beberapa bulan terakhir yang berdampak pada berkurangnya pasokan ikan karena banyak nelayan belum bisa melaut.

Ia menjelaskan dari sisi kelompok pengeluaran, pemicu terbesar inflasi Februari di NTT sebesar 0,44 persen berasal dari makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 1,56 persen dengan andil 0,53 persen.

Kelompok pengeluaran ini, lanjut dia, juga menjadi pemicu terbesar inflasi pada tiga kota penghitungan yakni Kota Kupang dengan inflasi 1,54 persen dan andil 0,49 persen.

Kota Maumere, Kabupaten Sikka dengan inflasi 2,10 persen dan andil 0,80 persen, dan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dengan inflasi 1,23 persen dan andil 0,54 persen.

"Secara keseluruhan komoditas penyumbang terbesar inflasi adalah ikan kembung yang naiknya cukup tinggi mencapai 0,22 persen," katanya.

Selain itu komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah ikan kembung sebesar 0,22 persen diikuti, kangkung 0,12 persen, ikan tongkol 0,12 persen, sawi hijau 0,10 persen.

Baca juga: BPS: Penduduk miskin NTT meningkat jadi 1.173.530 orang

Baca juga: Penduduk usia produktif di NTT meningkat signifikan


Selanjutnya komoditi bayam, wortel,, tomat, ikan tembang, ikan tuna, ikan selar, yang mengalami inflasi bervariasi di bawah 0,10 persen.