Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, merancang pemanfaatan sampah plastik menjadi energi baru terbarukan (EBT).
"Kami sedang merancang pemanfaatan sampak plastik jadi EBT. Produksi sampah di Kabupaten Sikka seluruhnya per hari bisa mencapai 100 ton. Bagus kalau sampah ini diolah menjadi energi listrik," kata Bupati Sikka Robby Idong kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Senin, (8/3).
Robby mengatakan bahwa selama ini ratusan ton sampah plastik itu terpaksa dijual ke pedagang di Pulau Jawa karena tidak ada pengolahan sampah di kabupaten itu.
Menurut dia, sampah bisa diolah menjadi energi, sehingga pihaknya sedang merancang hal itu dan berkoordinasi dengan PLN.
"Kami akan berkoordinasi dengan PLN untuk bisa mewujudkan hal ini, karena memang potensi energinya sudah pasti sangat menjanjikan," ujar dia.
Ia mengatakan untuk mendukung energi baru terbarukan (EBT) di Kabupaten Sikka, PLN sudah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Pulau Kojadoi, yang masuk dalam kawasan konservasi.
"Kami melihat niat baik PLN ini sangat membantu masyarakat. Kami mengapresiasi PLN yang ingin menjadikan Kabupaten Sikka sebagai lokasi kawasan listrik yang ramah lingkungan," ujar dia.
Baca juga: Pemkab Sikka bantu sambung listrik gratis bagi 1.115 KK
Baca juga: Sikka siapkan belasan UKMK olah ikan masuk pasar lokal
Ia menambahkan bahwa NTT, khususnya Kabupaten Sikka memang mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan listrik dari matahari.
Bupati Sikka mengatakan Gubernur NTT Viktor B Laikodat sudah meminta Presiden Jokowi untuk menugaskan PLN memantau lagi daerah mana saja di NTT, khususnya di Sikka untuk dibangun PLTS.
"Curah hujan di NTT seluruhnya ini kan hanya 2-3 bulan per tahun sehingga ini potensi yang dianggap sangat penting," ujar dia.
Sikka rancang pemanfaatan sampah plastik untuk EBT
Kami mengapresiasi PLN yang ingin menjadikan Kabupaten Sikka sebagai lokasi kawasan listrik yang ramah lingkungan