Taman Doa Bukit Fatima Diresmikan

id Taman Doa

Taman Doa Bukit Fatima Diresmikan

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) foto bersama Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung (kanan) dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) usai meresmikan Taman Doa Bukit Fatima di San Dominggo Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Sel

"Taman Doa Bukit Fatima ini memang merupakan tempat yang sangat tenang bagi masyarakat atau umat setempat maupun pendatang untuk berdoa," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Kupang, 1/11 (Antara) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan Taman Doa Bukit Fatima San Dominggo Larantuka dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores itu, Selasa (31/10).

"Taman Doa Bukit Fatima ini memang merupakan tempat yang sangat tenang bagi masyarakat atau umat setempat maupun pendatang untuk berdoa," kata Menteri Luhut dalam peresmian itu.

Acara peresmian itu didahului dengan ibadah misa peringatan 100 tahun penampakan Bunda Maria Fatima bersama seluruh masyarakat di ibu kota Kabupaten Flores Timur, Larantuka.

Kota Larantuka yang terletak di kaki gunung Ile Mandiri itu, sudah dikenal masyarakat internasional lewat perayaan "Samana Santa" yang digelar menjelang Paskah pada setiap tahun.

Menteri Luhut berharap, taman doa tersebut selanjutnya dikelola pemerintah daerah secara baik sehingga menjadi bagian destinasi wisata religius.

Luhut mengakui bahwa Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang kaya dengan berbagai potensi pariwisata dan ekonominya, namun belum digali secara maksimal.

Di sektor pariwisata, ia mengatakan potensi kunjungan wisatawan ke NTT bisa mencapai dua juta orang pada tahun 2019 dengan dukungan kesiapan infrastrukur yang terus digenjot pemerintah.

"Jika itu terwujud maka daerah NTT ini bisa mendapat keuntungan hingga 2 miliar dolar AS atau setara 20 triliun rupiah," katanya.

Selain itu, lanjutnya, NTT sebagai daerah bercirikan kepulauan memiliki potensi produksi garam yang sangat besar selain juga hasil ikannya yang kaya dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi.

"Kami memiliki blue printnya, ada 36.000 hektar luas lahan potensi garam di Indonesia, 26. 000 hektar di antaranya ada di NTT," katanya.

Ia menambahkan apabila sumber daya alam ini dikembangkan maka akan ada perputaran uang sebesar 30 triliun rupiah di NTT.

Lebih lanjut, terkait dukungan infrastruktur untuk potensi perikanan di Flores Timur, Luhut mengatakan sudah meminta Menteri Perhubungan untuk menambah runway Bandara Gewayan Tanah Larantuka sepanjang 500 meter.

"Dengan begitu harapannya hasil kekayaan laut (ikan) bisa langsung diekspor dari Larantuka menuju negara tujuan tanpa harus melalui Surabaya lagi," katanya.

Dalam kunjungannya itu, Menteri Luhut didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan rombongan serta pemerintah daerah Flores Timur langsung meninjau Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Amagarapti, Larantuka.

Selain itu juga meninjau lokasi rencana pembangunan Jembatan Pancasila-Palmerah serta meninjau perkebunan jambu mente di Lewo Lema dan Ile Mandiri.