PDIP hadapi tantangan besar dalam Pilgub NTT

id Marianus

PDIP hadapi tantangan besar dalam Pilgub NTT

Bupati Ngada Marianus Sae (mengenakan rompi tahanan KPK) usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Senin (12/2). (ANTARA Foto/Aprillio Akbar/ama)

PDI Perjuangan menghadapi tantangan yang sangat besar dalam pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur 2018.

Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang, MSi menilai PDI Perjuangan menghadapi tantangan yang sangat besar dalam pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur 2018.

"Jika dua Pilgub sebelumnya, PDIP dengan koalisinya begitu mendominasi, maka saat ini justru PDIP menghadapi tantangan yang sangat besar setelah calon gubernur dari PDIP Marianus Sae terjaring KPK dalam OTT," katanya kepada Antara di Kupang, Minggu.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan kesanggupan partai berlambang kerbau moncong putih dalam lingkaran itu mempertahankan kursi nomor satu di provinsi berbasis kepulauan itu setelah berakhirnya masa pemerintahan Gubernur Frans Lebu Raya.

Frans Lebu Raya yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan NTT itu terpilih dua kali menjadi Gubernur NTT periode 2008-2013 dan periode 2013-2018 melalui pemilihan secara langsung oleh rakyat.

"PDIP memiliki beban politik yang relatif besar karena 10 tahun memimpin daerah ini. Untuk mempertahankannya membutuhkan figur seorang pemimpin sekuat Frans (Frans Lebu Raya, red), dan itu berada pada sosok Marianus Sae," katanya.

Namun, Bupati Ngada periode 2000-2015 dan 2016-2021 itu terjaring KPK dalam OTT akibat menerima fee proyek sebesar Rp4,1 miliar dari seorang pengusaha yang mengerjakan berbagai proyek di lingkungan pemerintahan Kabupaten Ngada di Pulau Flores, NTT.


"PDI Perjuangan memang partai berar, namun tidak menjamin untuk menang sehingga tumpuan partai hanya tertuju pada figur Marianus. Dengan kasus yang sedang dihadapi Marianus Sae saat ini, membuat PDIP harus lebih realistis," katanya.

Menurut dia, walaupun Marianus Sae secara formal ikut ditetapkan sebagai salah satu kontestan, namun secara faktual pendukung Marianus Sae cenderung melemah di beberapa tempat dan segmen.

Sehari menjelang penetapan pasangan calon kepala daerah oleh KPU NTT, Marianus Sae keburu ditangkap KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jawa Timur.


Partai pengusung pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT Marianus Sae-Emilian Nomleni, PDIP dan PKB akhirnya memilih jalan dengan menarik dukungan politiknya kepada Marianus Sae, dan mendukung Emilia Nomleni untuk tetap maju dalam ajang Pilgub NTT 2018.

KPU NTT sebagai institusi penyelenggara pilkada tetap menetapkan Marianus Sae sebagai calon gubernur NTT dan Emilia Nomleni sebagai calon wakil gubernur NTT untuk bertarung dengan tiga pasangan calon kepala daerah lainnya, yakni Esthon L Foenay-Christian Rotok, Benny K Harman-Benny Litelnoni dan pasangan Victor Bungtilu Laiskodat.