Puluhan hektare lahan sawah di Beloto, Flores Timur terancam gagal tanam

id NTt,Kabupaten Flores Timur,Desa Beloto,Pulau Adonara,gagal tanam,dampak Seroja,saluran irigasi

Puluhan hektare lahan sawah di Beloto, Flores Timur terancam gagal tanam

Saluran irigasi yang rusak akibat badai siklon tropis Seroja di Desa Beloto, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. (ANTARA/HO-Kepala Desa Beloto Sohlang Masang.)

...Para petani kami saat ini memang sedang gelisah karena takut gagal tanam akibat rusaknya saluran irigasi sekitar 70 meter yang membuat lebih dari 30 hektare lahan sawah kering
Kupang (ANTARA) - Puluhan hektare lahan sawah di Desa Beloto, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, terancam gagal tanam akibat kerusakan saluran irigasi yang terdampak badai siklon tropis Seroja belum diperbaiki pemerintah daerah setempat.

Hal itu dikemukakan Kepala Desa Beloto Sohlang Masang ketika dihubungi dari Kupang, Rabu, (15/9) terkait kondisi infrastruktur pertanian di Desa Beloto yang rusak akibat bencana badai siklon tropis Seroja.

"Para petani kami saat ini memang sedang gelisah karena takut gagal tanam akibat rusaknya saluran irigasi sekitar 70 meter yang membuat lebih dari 30 hektare lahan sawah kering," katanya.

Desa Beloto di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah akibat badai siklon tropis Seroja yang melanda NTT pada 4-5 April lalu.

Selain kerusakan irigasi, infrastruktur jembatan yang merupakan akses utama dari dan menuju desa setempat juga rusak total dan belum diperbaiki.

Menurut dia, warga setempat memaklumi bahwa butuh waktu dan anggaran yang lebih besar untuk bisa membangun kembali jembatan tersebut.

"Tetapi yang paling penting adalah saluran irigasi untuk persawahan ini dapat diperbaiki agar mereka bisa menanam pada musim tanam Oktober-Maret mendatang," katanya.

Ia menjelaskan saat ini warga berupaya memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam tanaman holtikultura namun juga mulai mati karena kurangnya pasokan air akibat rusaknya saluran irigasi tersebut.

Oleh sebab itu, para petani sangat berharap agar pemerintah kabupaten dapat membantu perbaikan saluran irigasi tersebut karena sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup dari hasil pertanian di lahan persawahan tersebut.

Sohlang mengatakan tim penanganan bencana dari pemerintah kabupaten sudah diterjunkan ke lapangan untuk mendata kerusakan yang ada, namun demikian belum ada tindak lanjut berupa perbaikan.

Baca juga: Kasus aktif COVID-19 di Flores Timur sisa 17 orang

"Biaya perbaikan ini diperkirakan puluhan juta sehingga tidak bisa dengan swadaya masyarakat, sementara desa juga tidak memiliki uang sehingga kami berharap pemerintah kabupaten bisa segera membantu mengatasi kondisi ini," katanya.

Baca juga: Bupati Flotim apresiasi sinergisitas budi daya pertanian