Kehadiran BI untuk jaga kedaulatan NKRI
"Kehadiran BI di wilayah perbatasan melalui uang rupiah merupakan bagian dari cara BI untuk menjaga kedaulatan NKRI," kata Naek Tigor Sinaga.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga menyatakan kehadiran BI dengan uang NKRI di wilayah perbatasan adalah cara BI menjaga kedaulatan NKRI.
"Kehadiran BI di wilayah perbatasan melalui uang rupiah merupakan bagian dari cara BI untuk menjaga kedaulatan NKRI," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (10/4).
Ia mengatakan Mata Uang Indonesia Rupiah adalah identitas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.Oleh karena itu jangan sampai mata uang rupiah kalah dari mata uang negara tetangga.
Tigor mengatakan, kasus Sipadan dan Ligitan yang lepas dari wilayah NKRI hanya karena warga di perbatasan di kedua wilayah itu menggunakan mata uang Ringit Malaysia.
"Kami BI tidak ingin agar kejadian di kedua daerah itu tidak terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur ini," ujarnya.
Baca juga: BI bantu revitalisasi pasar Cinta Rupiah perbatasan Apalagi lanjutnya saat ini ada kasus lahan di Naktuka yanag mengakibatkan beberapa warga Indonesia berpindah ke Timor Leste karena diperhatikan oleh Timor Leste dengan baik.
Kehadiran BI di perbatasan sendiri lanjutnya merupakan bagian dari kehadiran negara atau pemerintah pusat di tengah masyarakat.
BI sendiri lanjutnya saat ini terus mengedarkan uang NKRI ke sejumlah kawasan perbatasan agar dapat dikenal oleh masyarakat perbatasan.
Peredaran uang itu dilakukan menggunakan kapal, khususnya di pulau-pulau terluar yang berpenghuni, serta di wilayah yang sulit dijangkau dengan kendaraan melalui darat.
Contoh kasus yang dilakukan adalah mendistribusikan Rp450 juta uang NKRI ke wilayah Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur untuk ditukarkan dengan uang tak layak pakai.
Baca juga: Rp450 juta untuk menukar uang tak layak pakai Sampai dengan saat ini terhitung sejak Januari 2017-Maret 2018 BI telah mendistribusikan Rp2,9 Triliun uang NKRI ke sejumlah daerah di NTT.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 50 persen dari pendistribusian Uang NKRI pada tahun 2016 lalu yang hanya mencapai Rp2,2 triliun.
"Kehadiran BI di wilayah perbatasan melalui uang rupiah merupakan bagian dari cara BI untuk menjaga kedaulatan NKRI," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (10/4).
Ia mengatakan Mata Uang Indonesia Rupiah adalah identitas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.Oleh karena itu jangan sampai mata uang rupiah kalah dari mata uang negara tetangga.
Tigor mengatakan, kasus Sipadan dan Ligitan yang lepas dari wilayah NKRI hanya karena warga di perbatasan di kedua wilayah itu menggunakan mata uang Ringit Malaysia.
"Kami BI tidak ingin agar kejadian di kedua daerah itu tidak terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur ini," ujarnya.
Baca juga: BI bantu revitalisasi pasar Cinta Rupiah perbatasan Apalagi lanjutnya saat ini ada kasus lahan di Naktuka yanag mengakibatkan beberapa warga Indonesia berpindah ke Timor Leste karena diperhatikan oleh Timor Leste dengan baik.
Kehadiran BI di perbatasan sendiri lanjutnya merupakan bagian dari kehadiran negara atau pemerintah pusat di tengah masyarakat.
BI sendiri lanjutnya saat ini terus mengedarkan uang NKRI ke sejumlah kawasan perbatasan agar dapat dikenal oleh masyarakat perbatasan.
Peredaran uang itu dilakukan menggunakan kapal, khususnya di pulau-pulau terluar yang berpenghuni, serta di wilayah yang sulit dijangkau dengan kendaraan melalui darat.
Contoh kasus yang dilakukan adalah mendistribusikan Rp450 juta uang NKRI ke wilayah Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur untuk ditukarkan dengan uang tak layak pakai.
Baca juga: Rp450 juta untuk menukar uang tak layak pakai Sampai dengan saat ini terhitung sejak Januari 2017-Maret 2018 BI telah mendistribusikan Rp2,9 Triliun uang NKRI ke sejumlah daerah di NTT.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 50 persen dari pendistribusian Uang NKRI pada tahun 2016 lalu yang hanya mencapai Rp2,2 triliun.