LAPAN bangun kantor operasional Observatorium di Timau

id Observatorium

LAPAN bangun kantor operasional Observatorium di Timau

Observatorium

LAPAN akan membangun Kantor Operasional Observatorium Nasional Timau, guna mendukung pembangunan fasilitas observatorium di pegunungan Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Kupang (AntaraNews NTT) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan membangun Kantor Operasional Observatorium Nasional Timau, guna mendukung pembangunan fasilitas observatorium di pegunungan Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Lapan Jasyanto MM ketika menghubungi Antara dari Kupang, Sabtu (7/7), mengatakan pencanangan pembangunan fasilitas Kantor Lapan akan dilakukan Kepala Lapan, Prof Dr Thomas Djamaludin di kawasan pegunungan Timau.

Ia mengatakan, pencanangan pembangunan Kantor Operasional Observatorium Timau dilaksanakan bersamaan dengan pencanangan pembangunan fasilitas observatorium nasional di Pegunungan Timau dilakukan Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohamad Nasir di pegunungan Timau, Senin (9/7).

"Kepala Lapan sendiri akan mencanangkan pembangunan Kantor Pusat Operasional Observatorium Nasional Timau dan pusat sains yang berlokasi di Tilong," kata Jasyanto.

Baca juga: Observatorium terbesar di Asia Tenggara mulai dibangun

Jasyanto mengatakan, kehadiran Kantor Operasional Lapan di NTT, selain sebagai pusat pengendalian operasional observatorium nasional Timau juga menjadi pusat edukasi keantariksaan bagi masyarakat di provinsi berbasis kepulauan ini.

Jasyanto menambahkan, masyarakat adat di Kabupaten Kupang juga akan menyerahan secara resmi tanahnya kepada pemerintah Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap pembangunan Observatorium Nasional Timau.

Untuk diketahui Observatorium Nasional Timau mulai dibangun di pegunungan Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Keunggulan pegunungan Timau sebagai lokasi pembangunan observatorium nasional yaitu dekat dengan khatulistiwa, memiliki kondisi iklim dan cuaca yang cocok untuk pengamatan astronomi serta jauh dari hunian dan pemukiman penduduk dan berada dalam kawasan cagar alam.

Baca juga: Presiden Jokowi akan letakkan batu pertama Observatorium