Penyerapan jagung petani dari Program TJPS di NTT mencapai 500 ton
...Sudah ada penyerapan jagung petani lewat pembelian dari off taker atau perusahaan pembeli mencapai sekitar 500 ton dan akan terus bertambah
Kupang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah penyerapan jagung yang diproduksi petani di provinsi itu melalui Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) mencapai sebanyak 500 ton.
"Sudah ada penyerapan jagung petani lewat pembelian dari off taker atau perusahaan pembeli mencapai sekitar 500 ton dan akan terus bertambah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Koli dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, (31/3).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pengembangan jagung yang dilakukan melalui Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dicetuskan Pemerintah Provinsi NTT.
Lecky mengatakan penyerapan hasil jagung petani diperkirakan akan terus bertambah hingga April 2022 mendatang bisa mencapai 1.000 ton.
"Nantinya produksi 1.000 ton pertama akan dijual ke Surabaya untuk mendukung industri pakan ternak nasional yang ada di sana," katanya.
Ia mengatakan dengan penyerapan ratusan ton jagung ini maka dapat meningkatkan pendapatan petani jagung karena hasil panen mereka dipasarkan sesuai dengan harga pasar.
Lebih lanjut Lecky Koli mengatakan pemerintah provinsi terus berupaya meningkatkan produktivitas jagung melalui Program TJPS.
Menurut dia, pelaksanaan program ini secara bertahap menunjukkan peningkatan produktivitas jagung seperti di Kabupaten Manggarai Timur maupun wilayah Pulau Sumba dengan hasil jagung mencapai 8-9 ton per hektare.
Baca juga: Presiden harapkan lahan baru penanaman jagung di NTT terus bertambah
"Dengan harga jagung sekitar Rp4.000 per kilo maka nilai panen jagung dalam satu hektare lahan bisa mencapai lebih dari Rp30 juta," katanya.
Baca juga: Bupati Sumba Tengah optimistis hasil panen jagung berlimpah
Ia menambahkan pemerintah provinsi akan terus mendorong peningkatan Program TJPS untuk meningkatkan kesejahteraan petani maupun memberikan kontribusi terhadap kebutuhan pangan nasional.
"Sudah ada penyerapan jagung petani lewat pembelian dari off taker atau perusahaan pembeli mencapai sekitar 500 ton dan akan terus bertambah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Koli dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, (31/3).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil pengembangan jagung yang dilakukan melalui Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dicetuskan Pemerintah Provinsi NTT.
Lecky mengatakan penyerapan hasil jagung petani diperkirakan akan terus bertambah hingga April 2022 mendatang bisa mencapai 1.000 ton.
"Nantinya produksi 1.000 ton pertama akan dijual ke Surabaya untuk mendukung industri pakan ternak nasional yang ada di sana," katanya.
Ia mengatakan dengan penyerapan ratusan ton jagung ini maka dapat meningkatkan pendapatan petani jagung karena hasil panen mereka dipasarkan sesuai dengan harga pasar.
Lebih lanjut Lecky Koli mengatakan pemerintah provinsi terus berupaya meningkatkan produktivitas jagung melalui Program TJPS.
Menurut dia, pelaksanaan program ini secara bertahap menunjukkan peningkatan produktivitas jagung seperti di Kabupaten Manggarai Timur maupun wilayah Pulau Sumba dengan hasil jagung mencapai 8-9 ton per hektare.
Baca juga: Presiden harapkan lahan baru penanaman jagung di NTT terus bertambah
"Dengan harga jagung sekitar Rp4.000 per kilo maka nilai panen jagung dalam satu hektare lahan bisa mencapai lebih dari Rp30 juta," katanya.
Baca juga: Bupati Sumba Tengah optimistis hasil panen jagung berlimpah
Ia menambahkan pemerintah provinsi akan terus mendorong peningkatan Program TJPS untuk meningkatkan kesejahteraan petani maupun memberikan kontribusi terhadap kebutuhan pangan nasional.