Kupang (AntaraNews NTT) - Pendapatan yang diperoleh Taman Nasional Komodo (TNK) dari hasil penjualan tiket selama Januari hingga 18 September 2018 mencapai Rp23,5 miliar, dan semuanya disetor ke pusat sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Komodo Dwi Sugiarto ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/9), mengatakan pendapatan yang disetorkan ke pusat sebagai PNBP itu didominasi dari hasil penjualan tiket wisata sebesar Rp23,39 miliar.
Sedangkan sisanya berupa pendapatan dari sewah tanah, gedung, dan bangunan, selain itu denda penyelesaian pekerjaan pemerintah, penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu dan pendapatan anggaran lainnya.
"Dominan pendapatan yang paling utama dari hasil penjualan tiket seperti biaya masuk, tiket treking, berselancar, menyelam, dan lainnya," katanya menjelaskan.
Adapun penjualan tiket masuk pada hari kerja dengan tarif sebesar Rp150.000 per orang untuk kalangan wisatawan asing, dan domestik sebesar Rp5.000 per orang.
Sementara tarif masuk pada hari libur untuk wisatawan asing sebesar Rp225.000 per orang, dan domestik Rp7.500 per orang.
Baca juga: Jumlah wisatawan ke Komodo lampaui target
Baca juga: BTN Komodo siapkan layanan tiket berbasis aplikasi
Selain itu, tarif treking sebesar Rp5.000 per orang, tarif untuk pengamatan kehidupan liar Rp10.000 per orang, tarif menyelam (scuba diving) Rp25.000 per orang, dan snorkeling Rp15.000 per orang.
Ia menjelaskan pendapatan tersebut meningkat cukup drastis jika dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2018 yang hanya mencapai Rp13,5 miliar.
Menurut Sugiarto, peningkatan pendapatan ini sejalan dengan pertumbuhan arus kunjungan wisatawan yang sudah tercatat dari Januari-Agustus 2018 mencapai 126.599 orang.
Jumlah kunjungan ini, lanjutnya, bahkan telah melampaui capaian kunjungan selama Januari-Desember 2017 sebanyak 125.069 orang.
Pihaknya optimistis, pendapatan yang diraup akan semakin meningkat hingga akhir tahun 2018, mengingat adanya kunjungan tamu dari IMF-Bank Dunia pada Oktober 2018.
Ribuan tamu internasional dari IMF-Bank Dunia itu akan mengunjungi Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo setelah mengadakan pertemuan tahunan di Denpasar, Bali pada Oktober 2018.
"Nantinya ada banyak wisatawan mananegara akan berkunjung ke Taman Nasional Komodo setelah kegiatan di Bali sehingga tentu ini akan berdampak pada jumlah kunjungan dan pendapatan yang diterima," katanya.
Baca juga: Bandara Komodo diperluas sambut tamu IMF-WB
Baca juga: Asita NTT: Pengawasan terhadap TN Komodo lemah