BI catat kredit konsumsi di NTT lebih tinggi dari kredit investasi

id NTT, Bank Indonesia,Kota Kupang

BI catat kredit konsumsi di NTT lebih tinggi dari kredit investasi

Kepala BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja. ANTARA/Kornelis Kaha

Padahal jenis kredit ini dapat berdampak sangat signifikan di samping adanya kredit konsumsi yang menopang ekonomi NTT selama ini...

Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur mencatat kredit konsumsi di provinsi berbasis kepulauan itu berada pada kisaran angka 56 persen dan lebih tinggi dari kredit investasi dan modal kerja.

“Kita mencatat selama Juni 2022 penyaluran kredit di NTT tumbuh mencapai 12,32 persen secara year on year (yoy) atau menjadi Rp40,62 trilliun. Lalu aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) masing-masing tumbuh sebesar 8,98 persen dan 3,67 persen yoy,” kata Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja dalam keterangan yang diterima di Kupang, Minggu, (7/8/2022).

Ia mengatakan bahwa tidak masalah jika memang kredit konsumsi lebih besar dari kredit investasi dan modal kerja. Tetapi bila angka penyaluran dalam jumlah yang besar tersebut berlaku untuk investasi dan modal kerja maka dapat mendorong lebih banyak pertumbuhan ekonomi di NTT.

Karena itu ujar dia provinsi berbasis kepulauan itu perlu untuk meningkatkan kredit investasinya dan modal kerja mengingat saat ini belum signifikan peningkatannya.

“Padahal jenis kredit ini dapat berdampak sangat signifikan di samping adanya kredit konsumsi yang menopang ekonomi NTT selama ini,” ujar dia.

Di sisi lain pertumbuhan kredit UMKM sendiri tumbuh cukup tinggi di mana mencapai 28,7 persen yoy, menjadi Rp15 triliun, karena pangsa pasar penyaluran kreditnya di NTT masih didominasi oleh kredit konsumsi.

Sementara untuk penyaluran kredit usaha ke depannya diharapkan sampai kepada UMKM. Tetapi yang menjadi catatan Bank Indonesia adalah bagaimana UMKM ini siap menerima kredit dari perbankan.

BI NTT juga menginginkan Pemprov untuk perlu menggunakan transaksi digitalisasi dalam penarikan pajak maupun retribusi. Karena dengan begitu maka pemasukan untuk daerah dapat lebih akuntabel dan terkumpul dengan baik karena mempermudah masyarakat di lapangan nantinya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Negara (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Catur Ariyanto Widodo, juga menyampaikan terkait Kredit Usaha Rakyat.

Ia menyebut penyaluran KUR di NTT perlu terus ditingkatkan, terutama di sektor produksi. Sementara penyaluran KUR sampai dengan Juni 2022 sebesar Rp1,99 triliun untuk 50.471 debitur.

"NTT peringkat 22 jumlah penyaluran KUR secara nasional dan peringkat 15 untuk total jumlah debitur," kata dia.

Baca juga: Inovasi pelayanan, Bank Mandiri digitalkan 241 cabang di seluruh Indonesia

Baca juga: BI perlu naikkan suku bunga untuk antisipasi inflasi menurut Indef