Wika bantu perluas penangkaran kura-kura leher ular di Rote Ndao
...Tujuan dari program perluasan area pemeliharaan atau konservasi kura-kura leher ular Rote ini bukan tak lain adalah agar satwa tersebut dapat meningkat baik jumlah maupun ekosistem tempat berkembangnya
Kupang (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya (Persero) mendukung pelestarian satwa langka kura-kura leher ular di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, dengan memperluas fasilitas penangkaran hewan langka tersebut di habitat aslinya.
General Manager Corporate Relations PT Wika, Achmad Harris Ary Soekamto dalam rilis yang diterima ANTARA di Kupang, Senin, (8/8/2022) sore mengatakan perluasan penangkaran hewan langka itu bekerja sama dengan Airnav Indonesia.
Disamping itu juga dengan Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Kupang, NTT, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroan yang dilaksanakan secara berkelanjutan melalui pengawasan langsung dari beberapa ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ia, menjelaskan perubahan struktur organisasi yang terjadi di Balai Penelitian dan Pengembangan LHK sendiri memungkinkan pemantauan dan pengujian standar di bidang lingkungan hidup dan kehutanan akan lebih menjamin penerapan standar penangkaran satwa liar berbasis masyarakat.
"Tujuan dari program perluasan area pemeliharaan atau konservasi kura-kura leher ular Rote ini bukan tak lain adalah agar satwa tersebut dapat meningkat baik jumlah maupun ekosistem tempat berkembangnya," katanya.
Bahkan, tambah dia, bukan hanya satwa tersebut, namun juga satwa endemik lainnya yang ada di NTT. Selain itu harapan para ahli ke depan adalah agar dapat dijadikan tujuan edukasi dan wisata di wilayah NTT.
“Kerjasama atau kolaborasi untuk beberapa kegiatan TJSL Wika memungkinkan lebih tepat sasaran karena melibatkan beberapa stakeholder yang memiliki kapasitas penting supaya program ini tak sia-sia," tambah dia.
Harris juga menambahkan bahwa pelestarian satwa liar, dalam hal ini salah satunya kura-kura leher ular Rote, merupakan salah satu kepedulian perusahaan untuk turut mewujudkan keseimbangan alam dan sekaligus pelestarian satwa.
"Jika dipertimbangkan terkait dampak jangka panjang, apabila program ini berjalan dengan baik, tentunya secara berkelanjutan mempengaruhi pergerakan masyarakat sekitar termasuk di bidang ekonomi, khususnya aktifitas eduwisata,” jelas Harris.
Tentunya ujar dia lagi, program ini juga sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN yang memiliki salah satu fokus program TJSL BUMN yakni Bidang Lingkungan.
Baca juga: BUMN ajak warga Labuan Bajo peduli lingkungan
Baca juga: Kementerian BUMN dorong keberlanjutan program TJSL di wilayah 3T
General Manager Corporate Relations PT Wika, Achmad Harris Ary Soekamto dalam rilis yang diterima ANTARA di Kupang, Senin, (8/8/2022) sore mengatakan perluasan penangkaran hewan langka itu bekerja sama dengan Airnav Indonesia.
Disamping itu juga dengan Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Kupang, NTT, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroan yang dilaksanakan secara berkelanjutan melalui pengawasan langsung dari beberapa ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ia, menjelaskan perubahan struktur organisasi yang terjadi di Balai Penelitian dan Pengembangan LHK sendiri memungkinkan pemantauan dan pengujian standar di bidang lingkungan hidup dan kehutanan akan lebih menjamin penerapan standar penangkaran satwa liar berbasis masyarakat.
"Tujuan dari program perluasan area pemeliharaan atau konservasi kura-kura leher ular Rote ini bukan tak lain adalah agar satwa tersebut dapat meningkat baik jumlah maupun ekosistem tempat berkembangnya," katanya.
Bahkan, tambah dia, bukan hanya satwa tersebut, namun juga satwa endemik lainnya yang ada di NTT. Selain itu harapan para ahli ke depan adalah agar dapat dijadikan tujuan edukasi dan wisata di wilayah NTT.
“Kerjasama atau kolaborasi untuk beberapa kegiatan TJSL Wika memungkinkan lebih tepat sasaran karena melibatkan beberapa stakeholder yang memiliki kapasitas penting supaya program ini tak sia-sia," tambah dia.
Harris juga menambahkan bahwa pelestarian satwa liar, dalam hal ini salah satunya kura-kura leher ular Rote, merupakan salah satu kepedulian perusahaan untuk turut mewujudkan keseimbangan alam dan sekaligus pelestarian satwa.
"Jika dipertimbangkan terkait dampak jangka panjang, apabila program ini berjalan dengan baik, tentunya secara berkelanjutan mempengaruhi pergerakan masyarakat sekitar termasuk di bidang ekonomi, khususnya aktifitas eduwisata,” jelas Harris.
Tentunya ujar dia lagi, program ini juga sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN yang memiliki salah satu fokus program TJSL BUMN yakni Bidang Lingkungan.
Baca juga: BUMN ajak warga Labuan Bajo peduli lingkungan
Baca juga: Kementerian BUMN dorong keberlanjutan program TJSL di wilayah 3T