Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, memperkuat koordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor sesuai peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Untuk mengantisipasi bencana kami sudah koordinasi dengan Dinas PUPR dan dalam waktu dekat akan dilakukan penggalian dan pendalaman parit atau saluran air untuk pengarahan air sehingga tidak tergenang pada waktu intensitas hujan tinggi di beberapa titik," kata Kepala Pelaksana BPBD TTS Yerry Otte Nakamnanu ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (26/10/2022).
Dia mengatakan Kabupaten TTS memiliki wilayah yang cukup luas dengan topografi pegunungan dan dataran rendah sehingga potensi bencana banjir dan tanah longsor sangat tinggi.
Daerah yang sering mengalami kejadian banjir yakni daerah dataran rendah wilayah selatan seperti Kecamatan Amanuban Selatan, Kecamatan Kualin, Kecamatan Kolbano, dan Kecamatan Toianas.
BPBD juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR untuk memperbaiki saluran-saluran air termasuk saluran irigasi lahan pertanian yang rusak dan berpotensi rusak di daerah rawan banjir.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan BMKG, wilayah NTT berada pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang menyebabkan sebagian wilayah berpotensi hujan ringan hingga lebar disertai petir dan angin kencang.
Selain itu, ada peringatan dini potensi curah hujan tinggi di beberapa daerah. Kabupaten TTS memiliki dua kecamatan berstatus Siaga yakni Kecamatan Fatumnasi dan Nunbena; serta Kecamatan Tobu yang berstatus Waspada.
Atas berbagai peringatan dini yang telah dikeluarkan BMKG tersebut, BPBD TTS pun mengambil langkah antisipasi dengan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan khususnya camat, lurah, dan kepala desa untuk melakukan tahapan mitigasi bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem seperti angin kencang, petir, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gelombang tinggi.
BPBD mendorong para camat berperan aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana agar masyarakat lebih siap dan siaga menghadapi semua bencana yang bisa terjadi kapan saja. Apabila terjadi bencana, katanya, pemerintah desa harus segera melaporkan hal tersebut kepada pimpinan daerah.
Baca juga: BPBD Nagekeo mitigasi bencana melalui pengelolaan lingkungan
Yerry juga mengimbau masyarakat agar melakukan pembersihan di sekitar bangunan rumah tempat tinggal mereka dengan memangkas dahan atau ranting pohon, memeriksa batang pohon dan keadaan tanah sekitarnya, serta memantau luapan air dan genangan di halaman rumah.
Baca juga: PUPR NTT mulai siaga terjadinya bencana alam
"Kami imbau masyarakat agar selalu waspada terhadap hujan, angin kencang, petir, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gelombang tinggi," katanya.