Ahli saraf Indonesia meluncurkan buku penanganan anak spesial

id dr Andreas Harry,Individual Autistik,peluncuran buku,ahli penyakit saraf,neurolog

Ahli saraf Indonesia meluncurkan buku penanganan anak spesial

Dokter ahli penyakit saraf (neurolog) klinisi Indonesia, dr Andreas Harry Lilisantosa, Sp.S(K) Kamis (11/5/2023), meluncurkan buku karyanya berjudul "Individual Autistik" di Jakarta. FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi

Buku ini disertai denganĀ panduan untuk orang dewasa dengan spektrum autistik

Jakarta (ANTARA) -

Dokter ahli penyakit saraf (neurolog) klinisi Indonesia, dr Andreas Harry Lilisantosa, Sp.S(K) Kamis, meluncurkan buku karyanya berjudul "Individual Autistik" yang membahas tentang penyebab, karakteristik, dan petunjuk menangani anak spesial

"Buku ini disertai dengan panduan untuk orang dewasa dengan spektrum autistik," katanya di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Niatnya untuk menyebarkan pengetahuannya seluas-luasnya itu, kata dia, diwujudkan dengan menjadi dosen luar biasa di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1996–2001 dan dosen pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta, di tahun 2008-2011.

Baca juga: Cara membedakan nyeri pinggang akibat saraf kejepit
Baca juga: Gejala pendarahan otak yang harus diwaspadai

Dia mulai mengumpukan pengalamannya perjalanannya dalam sebuat karya tulisan dalam sebuah buku berjudul "Individual Autistik" itu.
Andreas diketahui setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1984, melanjutkan pendidikan ahli saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur dan lulus pada tahun 1992.

Pada 2011 dia kemudian menjadi narasumber ahli terkait dengan autisme anak dalam sebuah film dokumenter yang digarap aktris senior Christine Hakim bertajuk "Love Me As I Am" (Buah Hati) dalam rangka memperingati Hari Autis Internasional pada 2 April.


Film berdurasi 45 menit yang disutradarai dosen rekreasi anak dan penyandang cacat Direktorat Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr Ir Ricky Avenzora, M.Sc, F.Trop itu mengisahkan fakta kehidupan keluarga yang memiliki anak penyandang autisme.
"Tujuan dari film ini adalah membangun kesadaran masyarakat tentang autisme dalam bentuk pemahaman karakteristik dan juga empati sosial," katanya.

Baca juga: Lupa hingga lemot bisa terjadi pascasembuh dari COVID-19