Artikel - Merebut kembali kemerdekaan lewat hilirisasi

id Hilirisasi, kemerdekaan, transformasi ekonomi, nikel, rumput laut, sawit, hilirisasi pangan, tantangan global, negara be,artikel ekonomi Oleh Ade irma Junida

Artikel - Merebut kembali kemerdekaan lewat hilirisasi

Tangkap layar Presiden RI Joko Widodo memberikan keterangan pers usai meninjau Smelter Freeport Gresik, Jawa Timur, seperti ditayangkan dalam video dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/6/2023). ANTARA/Mentari Dwi Gayati

...Kembalinya Indonesia ke kelompok negara berpendapatan menengah atas dinilai tidak terlepas dari efektivitas penanganan pandemi, pelaksanaan Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), serta transformasi ekonomi melalui hil
Pemerintah melalui Kementerian Investasi/BKPM telah menetapkan peta jalan hilirisasi investasi strategis dengan potensi sebesar sekira 545,3 miliar dolar AS (setara Rp8.200 triliun dengan kurs Rp15.200 per dolar AS) sepanjang 2023-2035 untuk 21 komoditas dari delapan sektor prioritas.

Secara rinci, potensi investasi hilirisasi di sektor mineral dan batu bara sebesar 427,1 miliar dolar AS, minyak dan gas Bumi sebesar 67,6 miliar dolar AS, serta perkebunan, perikanan, kelautan, dan kehutanan sebesar 50,6 miliar dolar AS.

Penyusunan peta jalan hilirisasi investasi telah dimulai sejak bulan Juni 2022. Peta jalan ini dinilai penting sebagai pedoman pengembangan hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam yang jadi salah satu dari lima agenda besar pemerintah Indonesia dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas.

Pemerintah pun terus mendorong penerapan hilirisasi di sektor-sektor lainnya, khususnya pangan. Salah dua dari komoditas pangan yang tengah terus digenjot hilirisasinya adalah kelapa sawit dan rumput laut.

Hilirisasi industri kelapa sawit sejatinya konsisten dijalankan sejak tahun 2007, mengingat kala itu ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sekitar 60 persen dari total ekspor kelapa sawit nasional. Padahal, CPO digunakan sebagai bahan baku industri pangan, nonpangan, dan biofuel di negara tujuan ekspor sehingga nilai tambahnya kurang dinikmati oleh negeri ini.

Melalui kebijakan bea keluar yang berorientasi pro-industri, pertumbuhan kapasitas produksi industri minyak goreng, oleofood, oleokimia, dan biodiesel meningkat secara signifikan. Hasilnya, pada tahun 2010, kapasitas pabrik pengolahan CPO (refinery) yang tadinya hanya sekitar 25 juta ton, melalui kebijakan hilirisasi, kapasitasnya meningkat tiga kali lipat menjadi 75 juta ton pada tahun 2022.

Sementara itu, hilirisasi rumput laut digenjot lantaran ekspor rumput laut asal Indonesia mencapai sekitar 30 persen dari total volume ekspor rumput laut dunia. Jumlah ekspor itu menempatkan Indonesia sebagai pengekspor rumput laut terbesar.

Sayangnya, dari sisi nilai ekspor, Indonesia menempati urutan kedua setelah China sehingga hilirisasi mutlak dilakukan untuk bisa meningkatkan nilai tambah komoditas rumput laut.


Jadi negara maju