Artikel - Merebut hati pemilih muda di Pemilu 2024

id pemilih muda,pemilih pemula,pemilu 2024,artikel politik Oleh Abdul Hakim

Artikel - Merebut hati pemilih muda di Pemilu 2024

Pelajar menunjukkan pin Pemilu 2024 saat mengikuti kegiatan sosialisasi oleh KPU Kabupaten Badung di Badung, Bali, Senin (14/8/2023). Kegiatan itu dilakukan untuk memberikan pemahaman dan informasi kepada pelajar sebagai pemilih pemula sehingga mereka dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu tahun 2024. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/Spt.)

...Jika berkaca pada Pemilu 2019, jumlah pemilih muda sudah mencapai 70 juta - 80 juta jiwa dari 193 juta pemilih. Ini artinya 35-40 persen pemilih muda sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu
Pemilih muda kebanyakan belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang politik atau kepemiluan.

Biasanya mereka melakukan pencarian melalui media sosial dan saluran digital lainnya sebagai sumber utama. Sementara sumber sekundernya bisa dari forum publik, podcast, televisi, dan diskusi internal.

Namun, lingkungan sekitar dapat berperan besar dalam memberikan informasi politik, yang kemudian juga membentuk preferensi politik para pemilih tersebut.

Dalam hal ini, institusi pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi sebenarnya dapat mengambil andil untuk memberikan informasi politik. Paling tidak tentang literasi media dan literasi informasi.
Anggota KPU Kota Surabaya Subairi melakukan sosialisasi Pemilu di SMA Katolik St. Louis 1, Jalan Polisi Istimewa, Surabaya, Jumat (3/3/2023). (ANTARA/HO-KPU Surabaya.)

Selain itu, pemerintah harus mampu menjadi pusat informasi politik yang dapat diandalkan, jelas, mudah dipahami, dan menarik bagi pemilih pemula.

Pemerintah, melalui kementerian atau dinas terkait, bisa bekerja sama dengan influencer media sosial untuk mempromosikan pentingnya edukasi dan partisipasi dalam pemilu. Ini merupakan salah satu cara komunikasi politik yang cukup efektif di era digital.

Sosialisasi dan pendidikan secara berkelanjutan kepada para pemilih mudah di sekolah-sekolah juga perlu dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di daerah. Salah satunya dengan membentuk duta demokrasi di sekolah.


Karakter politik

Memahami keinginan dan persoalan anak muda menjadi bagian terpenting agar dapat mengeluarkan strategi jitu dalam mengeruk suara mereka.

Pemilih muda cenderung adaptif dan dinamis, selain itu juga sangat responsif terhadap isu-isu politik terkini serta memiliki ketertarikan pada karakter calon pemimpin yang memiliki kejujuran dan mendukung pemberantasan korupsi.

Jika dilihat dari rentang usia pemilih muda ini yang berada di kisaran antara 17 sampai 40 tahun maka dapat dilihat bahwa ada dua kelompok generasi yang masuk dalam kategori pemilih muda ini, yaitu Generasi Milenial (Gen Y) dan Generasi Z (Gen Z).

Meskipun sama-sama pemilih muda, namun dua generasi ini memiliki karakteristik yang berbeda. Gen Y  lahir dalami rentang tahun 1980 hingga 1995-an. Gen Y memiliki kecenderungan untuk menentukan pilihan politiknya berdasarkan preferensi politik dari relasi kolegialitas.

Sedangkan Gen Z yang lahir dari rentang tahun 1997 hingga 2000-an memiliki jiwa independen, ekspresif, mengandalkan logika dan kritis.

Perbedaan yang mendasar dalam menentukan pilihan politik ini tentu harus betul-betul dipahami oleh para calon legislatif maupun calon eksekutif agar tidak salah membuat strategi dalam menggaet pemilih muda.

Gen Y dan Gen Z merupakan jenis pemilih yang akan mencari informasi terlebih dahulu sebelum memutuskan suatu pilihan. Teknologi internet dan sosial media merupakan platform yang digunakan dalam menggali informasi yang mereka perlukan.


Media Sosial