Puskesmas di Kota Kupang mulai buka posko KLB DBD

id DBD

Puskesmas di Kota Kupang mulai buka posko KLB DBD

Seorang suster sedang memeriksa seorang pasien DBD di RSUD SK Lerik Kota Kupang setelah pemerintah menetapkan DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Kota Kupang. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).

Sejumlah puskesmas di Kota Kupang mulai membuka posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) guna menangani penderita serangan nyamuk pembawa maut Aedes Aegypty.
Kupang (ANTARA News NTT) - Sejumlah puskesmas di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai membuka posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) guna menangani penderita serangan nyamuk pembawa maut Aedes Aegypty.

Kepala Puskesmas Oesapa dr Trio Hardhina kepada wartawan di Kupang, Senin (28/1) mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka posko tersebut sejak Rabu (23/1) dan akan berakhir pada Kamis (31/1).

"Posko yang kami bentuk ini akan beroperasi selama 24 jam untuk secepat mungkin melayani pasien DBD," katanya dan menambahkan posko KLB tersebut diperuntukkan bagi pasien yang menderita DBD. 

Ketika ditanya tentang bagaimana mencegah terjadinya penyebaran penyakit DBD di tengah masyarakat, ia mengatakan pihaknya sampai sejauh ini hanya bisa melakukan sosialisasi bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.

"Selain itu, kami juga membagi bubuk abate kepada setiap kelurahan di daerah itu, untuk ditaburkan di setiap genangan air mencegah berkembang biaknya nyamuk yang menularkan DBD," ujarnya.

Selain di Puskesmas Oesapa, di Puskemas Oepoi, Kelurahan Oebufu, juga dibuka posko KLB DBD.
Kepala Puskesmas Oepoi Maria Stefani mengatakan bahwa pembukaan posko tersebut bertujuan memberikan respon cepat terhadap setiap kejadian DBD.

"Kalau ada yang datang dengan keluhan panas dengan gejalah DBD akan langsung ditangani dengan diinfus dan langsung dirujuk ke RS," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang Ary Wijana mengatakan bahwa pembentukan posko KLB DBD terdapat di 11 puskesmas di Kota Kupang, sambil meminta petugas Puskemas untuk melakukan penyuluhan tentang cara menghindari lingkungan dari DBD.

Baca juga: Dua wilayah di NTT berstatus KLB DBD
Baca juga: 13 warga NTT meninggal akibat terserang DBD