Jakarta (ANTARA) - Pesta demokrasi 5 tahunan yang memberikan kesempatan rakyat Indonesia untuk memilih wakil rakyat serta presiden dan wakil presiden baru mereka telah usai, namun euforianya masih berlanjut di berbagai sektor, termasuk pasar modal.
Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) pada Kamis pagi (15/2), atau sehari setelah pemilu berlangsung, dibuka menguat 127,89 poin atau 1,77 persen ke posisi 7.337,63. Indeks tersebut juga ditutup menguat 93,54 poin atau 1,30 persen ke posisi 7.303,28 dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sementara itu, pada Jumat (16/2) yang merupakan H+2 pencoblosan, IHSG dibuka menguat 42,30 poin atau 0,58 persen ke posisi 7.345,58. Sedangkan pada sesi penutupannya, IHSG menguat 32,26 poin atau 0,44 persen ke posisi 7.335,54.
Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky mengatakan bahwa penguatan indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut dipengaruhi oleh hasil hitung cepat atau quick count pilpres dari berbagai lembaga survei.
Tidak peduli siapa yang memenangi kontes politik tersebut, namun selama telah ada prediksi hasil pemilihan, hal itu dapat memicu penguatan IHSG karena investor yang semula memilih untuk tunggu dan lihat atau wait and see, kini sudah mulai dapat menentukan arah investasi mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa lancarnya pelaksanaan pemilu dapat menumbuhkan kepercayaan investor yang dapat membawa angin positif bagi pasar.
Pengamat pasar modal dan Trainer PPA FEB Universitas Indonesia Budi Frensidy menuturkan bahwa walaupun lebih banyak dinamika dalam pesta demokrasi kali ini, pasar akan selalu bereaksi positif jika pemilihan berjalan lancar, sama seperti pemilihan-pemilihan sebelumnya.
Melihat data pergerakan IHSG setiap kali pemilihan presiden secara langsung digelar sejak 2004 hingga 2019, kinerja indeks saham tersebut memang cenderung membaik usai pemilihan berlangsung.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik pun menyatakan bahwa terlepas dari adanya pesta demokrasi di Indonesia tahun ini, investor tetap percaya terhadap potensi perekonomian Tanah Air.
Hal ini karena yang menjadi perhatian utama investor adalah persoalan fundamental, yakni terkait situasi perekonomian domestik serta profil perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI.
“Di saat kami melakukan roadshow ke luar negeri bertemu dengan investor-investor global, mereka selalu menyampaikan tone (nada) positif tentang Indonesia,” ucapnya.
Mungkin berubah