Pemprov NTT minta peternak jaga kebersihan kandang untuk cegah ASF

id ASF,Nusa Tenggara Timur,NTT

Pemprov NTT minta peternak jaga kebersihan kandang untuk cegah ASF

Ilustrasi - Ternak babi. (ANTARA/HO-Kantor Karantina Pertanian Ende)

...Di saat musim pancaroba seperti saat ini serta musim hujan gampang sekali babi terkena virus ASF jika kondisi kandang tidak terjaga kebersihannya, kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT
Kupang (ANTARA) - Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur mengingatkan para peternak babi di provinsi berbasis kepulauan itu untuk selalu menjaga kebersihan kandang untuk mencegah penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika.

"Di saat musim pancaroba seperti saat ini serta musim hujan gampang sekali babi terkena virus ASF jika kondisi kandang tidak terjaga kebersihannya," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar di Kupang, Selasa, (27/2/2024).

Dia mengatakan bahwa saat ini virus ASF masih menyebar di propinsi berbasis kepulauan itu, sehingga kesehatan babi harus diperhatikan dan juga kebersihan kandangnya.

Vitamin untuk babi, para peternak bisa mendapatkannya di dinas peternakan di setiap daerah serta selalu memberikan makanan yang cukup sehingga terhindar dari virus mematikan itu.

"Hingga saat ini antivirusnya belum ada, sehingga setiap peternak harus menjaganya ternaknya agar tidak mudah sakit.

Dia mengatakan di tahun 2023 jumlah babi yang mati akibat terpapar virus ASF di NTT mencapai 1.050 ekor ternak babi yang mati. Dari jumlah tersebut, kasus kematian ternak babi terbesar ada di Sumba Barat Daya dengan jumlah kasus mencapai 175 ekor.

Namun terhitung dari tahun 2020 hingga tahun 2023 tenak babi yang mati di NTT akibat kasus ASF itu mencapai 123.556 ekor babi.

Sementara di tahun 2024 sendiri terhitung dari Januari hingga tujuh Februari 2024 total tenak babi yang mati akibat kasus itu mencapai 146 ekor babi.

146 kasus babi mati akibat ASF tersebut tersebar di tujuh Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, mulai dari Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Belu, Sumba Tengah, Kabupaten Ngada dan terakhir di Kabupaten Sikka.

Dari sejumlah daerah tersebut, Sumba Tengah menjadi daerah dengan kasus kematian tenak babi terbanyak yakni mencapai 45 ekor, disusul Kabupaten Ngada dengan jumlah ternak babi mati mencapai 41 ekor, Kabupaten Sikka 37 ekor, Kota Kupang 10 ekor, Kabupaten TTS enam ekor, Manggarai lima ekor, dan Belu dua ekor.



Baca juga: 146 ekor ternak babi di NTT mati akibat virus ASF
Baca juga: Karantina musnahkan 70 kilogram daging babi ilegal
Baca juga: Pemkab Sikka imbau peternak jalankan biosekuriti cegah ASF