Artikel - Menyusuri jejak teknologi Belanda di tambang Ombilin

id Ombilin, warisan dunia unesco, tambang batu bara ombilin, sawahlunto, ptba, ptba upo ombilin, revitalisasi aset bumn, za,Sawahlunto,Sawalunto,Manusia

Artikel - Menyusuri jejak teknologi Belanda di tambang Ombilin

Gedung kantor utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Ombilin (UPO) di Sawahlunto, Sumatera Barat. Gedung peninggalan Belanda itu pada 1916-1942 silam merupakan kantor perusahaan penambangan batu bara Ombilin atau Hoofdkantoor Ombilinmijn Sawahloento. ANTARA/Ade Irma Junida

Tidak hanya asri, deretan bangunan yang berdiri di Sawahlunto punya ciri khas yang berbeda dengan bangunan di daerah Sumatera Barat lainnya yang identik dengan atap runcing...
Situs cagar budaya wilayah tambang batu bara Ombilin Sawahlunto terbagi menjadi tiga area yaitu, Kota Tambang Sawahlunto; fasilitas dan infrastruktur perkeretaapian; dan fasilitas penyimpanan batu bara di Emmahaven atau Pelabuhan Teluk Bayur. Ketiga area tersebut tersebar di tujuh kota/kabupaten di Sumatera Barat.

Sebagai dukungan untuk menjaga aset warisan dunia itu, Pemerintah Kota Sawahlunto membentuk citra sebagai kota cagar budaya berbasis heritage. Hal itu dirumuskan dalam Visi Kota Sawahlunto sebagai "Kota Sawahlunto Tahun 2020 menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya" yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 2 Tahun 2001.

Dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam untuk sampai di Sawahlunto dari Bandara Internasional Minangkabau lewat jalur Jalan Raya Padang-Solok. Pemandangan hijau dengan kontur jalan berkelok jadi teman selama perjalanan menuju kota tambang tertua di Indonesia itu.

Lanskap hijau, teduh, dan berkelok masih akan ditemui sesampainya di Kota Sawahlunto. Maklum saja, nama Sawahlunto sendiri diambil dari kata “Sawah” yang menggambarkan hamparan sawah dan kata “Lunto” yang diambil dari nama Sungai Batang Lunto yang mengelilingi daerah itu.

Tidak hanya asri, deretan bangunan yang berdiri di Sawahlunto punya ciri khas yang berbeda dengan bangunan di daerah Sumatera Barat lainnya yang identik dengan atap runcing.

Bangunan-bangunan berarsitektur khas Belanda, di Sawahlunto, utamanya di pusat kota, masih berdiri kokoh dan megah. Beberapa di antaranya telah dialih fungsi menjadi gedung perkantoran, hotel, sekolah, hingga museum.

Selain instagrammable, bangunan tua di Sawahlunto memang tidak boleh sembarangan dipugar.

Sebagai penyandang titel Situs Warisan Dunia, ada panduan khusus yang telah ditetapkan UNESCO agar warisan dunia itu tidak rusak dan tetap terjaga keasliannya.

Panduan itu antara lain, memahami nilai universal luar biasa situs; menjaga kelestarian situs dan lingkungan; tidak mengubah bentuk dan tampak bangunan asli; tidak menambah luas dan ketinggian bangunan asli, serta tidak melakukan pembangunan baru; serta berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan bangunan dan lingkungan.
Total ada 119 unit cagar budaya di seluruh areal cagar budaya Ombilin, di mana sebanyak 68 unit di antaranya merupakan milik PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) dan jadi objek pengelolaan BUMN batu bara tersebut.

Sejumlah gedung utama, di antaranya Hoofdkantoor Ombilinmijn Sawahloento yang kini menjadi gedung kantor utama PTBA Unit Pertambangan Ombilin (UPO); Woning 51 yang kini jadi Museum Tambang PTBA; Societiet Gluck Auf atau Gedung Pusat Kebudayaan; juga Keuken Ombilinmijnen atau dapur umum di zaman dahulu yang kini menjadi Museum Goedang Ransoem.

Ada pula Tunnel Soegar atau yang kini dijadikan sebagai Museum Lubang Tambang Mbah Soero serta Hotel KHAS Ombilin yang dahulu merupakan asrama tentara Belanda. Selain itu, juga ada Lubang Sawahluwung yang kini digunakan sebagai lokasi praktik kegiatan penambangan di bawah Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Kementerian ESDM.


Revitalisasi aset BUMN