Flores Timur (ANTARA) - Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkuat komitmen pengawasan di wilayah perairan guna mencegah pemanfaatan bahan peledak untuk menangkap ikan.
"Terkait dengan maraknya bom ikan di Provinsi NTT. Dalam jangka waktu 2 bulan, sudah enam kasus yang kami tangani," kata Direktur Polairud Polda NTT Kombes Pol. Irfan Deffi Nasution di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Sabtu, (30/3/2024).
Komitmen Ditpolairud Polda NTT untuk mengawasi wilayah perairan untuk mencegah pemanfaatan bahan peledak, antara lain, dengan menindak pelaku yang terlibat dalam perkara itu.
Kasus terakhir yang baru ditangani adalah penangkapan nelayan asal Sulawesi Tenggara yang membawa bahan peledak berupa dua kotak detonator berisi 200 batang di Flores Timur, Senin (25/3).
Untuk pemanfaatan bom ikan, kata dia, dilakukan oleh nelayan yang berasal dari luar wilayah NTT seperti dari NTB yang masuk melalui Manggarai Barat dan bergerak menuju Rote dan Alor.
Personel Ditpolairud Polda NTT telah menahan pelaku yang kedapatan melakukan perusakan pada wilayah perairan NTT.
Kombes Pol. Irfan mengatakan bahwa pihaknya tengah mengembangkan sumber bahan peledak itu dari hulu ke hilir untuk memastikan siapa yang menjual barang tersebut hingga nelayan menggunakannya.
"Kami coba kembangkan kembali karena wilayah sasaran mereka ada di NTT, tetapi pelaku juga ada di NTT," ucapnya.
Direktur Polairud Polda NTT berharap komitmen bersama semua pihak termasuk masyarakat untuk tidak mengambil ikan dengan menggunakan bahan peledak.
Baca juga: Polairud tangkap penjual detonator bahan peledak di Flores Timur
Baca juga: Polairud Polda NTT disiagakan hadapi cuaca ekstrem
Ditpolairud Polda NTT terus memberikan edukasi kepada masyarakat lewat sosialisasi agar tidak melakukan kejahatan tersebut di wilayah perairan.
Baca juga: Polisi : Nakhoda pembawa bahan peledak terancam penjara seumur hidup
"Kami imbau masyarakat, nelayan, warga pesisir agar turut serta menjaga ekosistem kita agar keberlangsungan ekosistem bawah laut juga berjalan dengan baik," kata Irfan.
Ditpolairud Polda NTT berkomitmen awasi perairan cegah bom ikan
...Terkait dengan maraknya bom ikan di Provinsi NTT. Dalam jangka waktu 2 bulan, sudah enam kasus yang kami tangani, kata Direktur Polairud Polda NTT Kombes Pol. Irfan Deffi Nasution di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Sabtu, (30/3/2024)