Kupang (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tengah menerapkan Integrasi Layanan Primer (ILP) sebagai bagian dari upaya transformasi kesehatan di Indonesia.
Belum tercapainya target Standar Pelayaan Minimal (SPM) dan masih tingginya penyakit yang dapat dilakukan upaya pencegahan namun ditemukan sudah dalam stadium lanjut
masih menjadi tantangan kesehatan saat ini. Oleh karena itu Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023, Pemerintah bertekad untuk
menjalankan transformasi sistem kesehatan melalui enam pilar
Ke-enam pilar transformasi kesehatan itu adalah Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer dalam hal ini penyelenggaraan Integrasi Layanan Primer
Kedua transformasi Pelayanan Kesehatan Rujukan dengan meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder dan tersier. Ketiga transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan dengan meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan serta memperkuat ketahanan dan tanggap darurat
Keempat transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan dengan pembiayaan kesehatan yang tersedia,cukup dan berkelanjutan,alokasi yang adil serta pemanfaatan yang efektif dan efisien
Le-lima transformasi SDM Kesehatan dengan penambahan beasiswa dalam dan luar negri serta perekrutan ASN dan Ke-enam transformasi Teknologi Kesehatan salah satunya adalah pelaksanaan Rekam Medik Elektronik di seluruh Puskesmas dan jejaringnya.
Khusus untuk kabupaten Sumba Barat Daya Rekam Medik Elektronik telah dilaksanakan di 16 Puskesmas.
Transformasi layanan primer diselenggarakan melalui penguatan pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi antara lain penguatan upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, dan penguatan manajemen di seluruh layanan primer.
Perubahan mendasar pada transformasi layanan kesehatan ini terletak pada desain layanan yang difokuskan pada kelompok sasaran yang diberikan sampai ke tingkat dusun dan keluarga.
Pada level kecamatan, desain ini memberikan paket layanan untuk masing-masing siklus hidup, baik pelayanan di dalam gedung maupun luar gedung.
Pelayanan dalam gedung akan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sasaran berdasarkan kelompok umur, yaitu : klaster 1 : manajemen, kaster 2 : ibu, anak dan remaja, klaster 3 : usia dewasa dan lansia, dan klaster 4 : penanggulangan penyakit menular, serta lintas klaster.
Pelayanan yang semula berbasis program akan berubah menjadi berbasis siklus kehidupan sebagai platform integrasi layanan kesehatan.
Sejak awal tahun 2024 Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya didukung oleh Tim USAID-MOMENTUM telah dibentuk tim kerja tingkat kabupaten dan Tingkat puskesmas.
terdapat 16 puskesmas, 16 pustu dan 16 posyandu yang menjadi lokus ILP di kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2024.
Puskesmas Pembantu (PUSTU) Bukambero yang terletak di Desa Bukambero, Kecamatan Kota Tambolaka dan merupakan bagian dari wilayah kerja puskesmas Watukawula ini, terpilih menjadi salah satu lokus penerapan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kabupaten Sumba Barat Daya dan menjadi tempat untuk dilakukan Launching tingkat Kabupaten Sumba Barat Daya.
Kegiatan launching dilaksanakan pada hari selasa 02 april 2024 yang dibuka langsung oleh Bupati Sumba Barat Daya dr. Kornelis Kodi Mete.
Kegiatan Launching ILP diawali dengan Penyambutan berupa Drumband dari SMA Marapati, Tarian dan Bahasa Adat oleh Masyarakat Desa Kalembu Kaha.
Kegiatan launching dihadiri oleh Buapti Sumba Barat Daya,Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Sekretaris Daerah Sumba Barat Daya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat,
Para Piimpinan OPD, Para Camat se-Kabuapten Sumba Barat Daya,Momentum,Para Kepala Bidang Dinas Kesehatan Bersama staf, Para Kepala Desa Kecamatan Kota Tambolaka,Para Tokoh Masyarakat, Rohaniawan,Para Kepala Puskesmas,Dojkter, Perawat,Bidan dan tenaga Kesehatan lainnya.
Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete mengatakan pelayanan kesehatan sudah sejak lama kita berikan kepada masyarakat dan kita terus memperbaiki kualitas pelayanan. Pelayanan Kesehatan kedepan kita fokuskan pada preventif,promotive,paliatif karena selama ini pelayanan hanya difokuskan pada kuratif.
Diharapkan adanya pelaksanaan ILP ini mendekatkan pelayanan Pustu yang selama ini kurang dimaksimalkan penggunaannya bisa digunakan dengan maksimal. Demikian pula dengan posyandu, para camat dan kepala desa untuk memastikan sasaran yang datnng ke posyandu.
Sementara perwakilan Tim USAID Momentum menambahkan momentum pelaksanaan ILP di Kabupaten Sumba Barat Daya begitu luar biasa karena biasanya satu kabupaten hanya satu lokus ILP tetapi di Sumba Barat Daya menetapkan pelaksanaan ILP di 16 Puskesmas, 16 Pustu dan 16 Posyandu.
Momentum berharap dengan pelaksanaan ILP ini dapat mengurangi angka kesakitan dan menjaga Masyarakat sehat untuk tetap sehat.
Baca juga: Merajut Cinta Budaya pada Tenun Sumba Barat Daya
Baca juga: Sumba Barat Daya luncurkan layanan media digital Lakawa Pande
Baca juga: SBD tetapkan hari Jumat sebagai Hari Minum Kopi
Pemerintah bertekat jalankan transformasi sistem kesehatan melalui enam pilar
Momentum berharap dengan pelaksanaan ILP ini dapat mengurangi angka kesakitan dan menjaga Masyarakat sehat untuk tetap sehat