Pesisir Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan bertujuan mendorong kelestarian ekologi sekaligus memastikan kesejahteraan masyarakat, salah satunya perkembangan pemanfaatan rumput laut yang dapat didukung dengan pendanaan campuran.
Alternatif mata pencaharian diperlukan demi menghindari ekstraksi berlebihan sebagai bagian dari perwujudan ekonomi biru.
"Bagaimana kita melihat seaweed (rumput laut) itu menjadi salah satu fungsi penyangga untuk kawasan konservasi, keanekaragaman hayati bisa jalan terus. Jadi sebenarnya proses perjalanan kenapa kita masuk ke seaweed itu dari situ, jadi dari paradigma pelestarian alam, dan juga pemanfaatan alam dan kesempatan lapangan pekerjaan," papar Senior Vice President and Executive Chair Konservasi Indonesia Meizani Irmadhiany.
Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan Konservasi Indonesia bersama tim dari Universitas Nusa Cendana terkait industri rumput laut di Sumba Timur, NTT, pada 2023 menemukan industri pengolahan rumput laut lokal memiliki potensi keberlanjutan yang baik dengan pasokan bahan baku terjaga dan dapat dilakukan oleh pembudi daya itu sendiri.
Budi daya komoditas "emas hijau di lautan" itu tidak memerlukan siklus panen yang lama, sekitar 45 hari untuk dapat memanen hasil, memiliki masa pengembalian yang cepat.
Pada tingkat rantai pasok, budi daya rumput laut juga dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dan keluarga. Termasuk pembudidayaan yang dapat dilakukan oleh perempuan untuk mendorong kesejahteraan keluarga.
Untuk mendukungnya, perlu dilakukan penelitian varietas yang cocok untuk masing-masing ekosistem pesisir di Indonesia dengan resiliensi tinggi terutama menghadapi ancaman perubahan iklim.
Saat ini, budi daya rumput laut mayoritas dilakukan oleh di tingkat akar rumput dan perlu dilakukan langkah untuk memastikan masyarakat memiliki potensi nilai tambah mengingat potensi perkembangan industri rumput laut di Indonesia.
Baca juga: Artikel - Meneropong keajaiban jagad raya dari Planetarium Tenggarong
Hal itu perlu dilakukan saat pemerintah tengah mendorong hilirisasi rumput laut, dengan tiga daerah potensi sebagai lokasi pengembangan yaitu NTB, Sulawesi, dan Maluku.
Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia Victor Nikijuluw mengatakan rumput laut memiliki potensi luar biasa untuk mendorong kesejahteraan masyarakat pesisir dan mendorong mereka untuk menjaga ekosistem, mengingat pembudidayaannya memerlukan lingkungan yang baik.
Baca juga: Artikel - Membersamai ODGJ dengan cinta
Baca juga: Artkel - Menebar cita rasa robusta Kopi Lamaole Pulau Solor
Terutama, pembudidayaan dengan nilai tambah akibat produksi produk turunan dapat membantu masalah ketenagakerjaan terutama di wilayah pesisir dan pulau kecil.
Dengan meningkatkan budi daya rumput laut di tingkat masyarakat maka dapat mendorong mereka tetap menjaga alam sambil memastikan peningkatan ekonomi tetap terjaga.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menjaga ekosistem laut dan pesisir Indonesia dengan ekonomi biru