Pemkab Sabu Raijua berkolaborasi dukung pelatihan bahasa bagi calon PMI
Kita siasati agar anak-anak kita tidak terjebak dalam nonprosedural, sehingga kita kolaborasi dan komunikasikan agar ada lembaga pelatihan...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kusuma Cahaya Global Foundation sebagai bentuk kolaborasi dan dukungan dalam pemberian pelatihan bahasa bagi anak-anak yang ingin menjadi pekerja migran Indonesia (PMI).
"Kita siasati agar anak-anak kita tidak terjebak dalam nonprosedural, sehingga kita kolaborasi dan komunikasikan agar ada lembaga pelatihan," kata Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke usai penandatangan perjanjian kerja sama di Kota Kupang, Jumat, (2/8) malam.
Ia menjelaskan pemerintah kabupaten memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak Sabu Raijua yang memilih untuk bekerja dari luar negeri.
Pemerintah daerah pun menilai pentingnya kehadiran sebuah lembaga pelatihan untuk memperkuat kapasitas anak-anak muda Sabu Raijua. Dengan demikian mereka memiliki kapasitas dan bisa bisa bekerja sebagai PMI secara prosedural.
Dalam kerja sama kedua belah pihak itu, nantinya anak-anak muda Sabu Raijua mendapatkan pelatihan Bahasa Inggris dan Jepang. Mereka pun dilatih untuk meningkatkan kapasitas lainnya sehingga mampu bekerja di luar negeri dengan baik.
"Semua harus prosedural supaya kita jangan salah melangkah. Sabu Raijua untuk Indonesia," katanya menegaskan.
Direktur Kusuma Cahaya Global Foundation Leonita Kusumaningrum Kanadjara mengapresiasi komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua untuk mendukung pelatihan bagi para generasi muda.
Selain pelatihan bahasa, anak-anak muda dari Sabu Raijua yang telah lulus penilaian nanti akan mendapatkan pelatihan pembangunan karakter, manajemen keuangan, life skill, pelatihan dasar kepemimpinan, dan wawasan kebangsaan.
Pelatihan diberikan selama enam bulan sehingga anak-anak muda itu bisa lebih siap ketika berangkat ke luar negeri.
"PKS ini berlaku selama lima tahun," kata Leonita.
Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama semua pihak untuk mendukung peningkatan kapasitas PMI agar dapat bekerja sesuai kemampuan dan legal.
Menurut Pengantar Kerja Ahli Madya BP3MI NTT, Muhamad Geo Amang, peluang kerja di luar negeri sangat terbuka bagi PMI. Namun, lembaga pelatihan bahasa belum tersedia di NTT.
Untuk itu, kerja sama kedua belah pihak untuk memberikan pelatihan bahasa bagi anak muda menjadi hal baik agar calon PMI nanti memiliki kemampuan mumpuni untuk bekerja di luar negeri.
Baca juga: Polres Sikka gagalkan pengiriman 19 calon pekerja non prosedural ke Kaltim
Pasalnya banyak calon PMI yang tidak memiliki kemampuan sehingga mudah dipengaruhi oknum dan akhirnya diperjualbelikan.
Baca juga: BP2MI paparkan syarat bagi PMI yang ingin bekerja di Jepang
"Mohon ini tanggung jawab kita bersama bagaimana kita mengarahkan ke jalan yang benar, mengikuti aturan yang ada sehingga PMI bermartabat dan dihargai di luar negeri," ucapnya.
"Kita siasati agar anak-anak kita tidak terjebak dalam nonprosedural, sehingga kita kolaborasi dan komunikasikan agar ada lembaga pelatihan," kata Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke usai penandatangan perjanjian kerja sama di Kota Kupang, Jumat, (2/8) malam.
Ia menjelaskan pemerintah kabupaten memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak Sabu Raijua yang memilih untuk bekerja dari luar negeri.
Pemerintah daerah pun menilai pentingnya kehadiran sebuah lembaga pelatihan untuk memperkuat kapasitas anak-anak muda Sabu Raijua. Dengan demikian mereka memiliki kapasitas dan bisa bisa bekerja sebagai PMI secara prosedural.
Dalam kerja sama kedua belah pihak itu, nantinya anak-anak muda Sabu Raijua mendapatkan pelatihan Bahasa Inggris dan Jepang. Mereka pun dilatih untuk meningkatkan kapasitas lainnya sehingga mampu bekerja di luar negeri dengan baik.
"Semua harus prosedural supaya kita jangan salah melangkah. Sabu Raijua untuk Indonesia," katanya menegaskan.
Direktur Kusuma Cahaya Global Foundation Leonita Kusumaningrum Kanadjara mengapresiasi komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua untuk mendukung pelatihan bagi para generasi muda.
Selain pelatihan bahasa, anak-anak muda dari Sabu Raijua yang telah lulus penilaian nanti akan mendapatkan pelatihan pembangunan karakter, manajemen keuangan, life skill, pelatihan dasar kepemimpinan, dan wawasan kebangsaan.
Pelatihan diberikan selama enam bulan sehingga anak-anak muda itu bisa lebih siap ketika berangkat ke luar negeri.
"PKS ini berlaku selama lima tahun," kata Leonita.
Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama semua pihak untuk mendukung peningkatan kapasitas PMI agar dapat bekerja sesuai kemampuan dan legal.
Menurut Pengantar Kerja Ahli Madya BP3MI NTT, Muhamad Geo Amang, peluang kerja di luar negeri sangat terbuka bagi PMI. Namun, lembaga pelatihan bahasa belum tersedia di NTT.
Untuk itu, kerja sama kedua belah pihak untuk memberikan pelatihan bahasa bagi anak muda menjadi hal baik agar calon PMI nanti memiliki kemampuan mumpuni untuk bekerja di luar negeri.
Baca juga: Polres Sikka gagalkan pengiriman 19 calon pekerja non prosedural ke Kaltim
Pasalnya banyak calon PMI yang tidak memiliki kemampuan sehingga mudah dipengaruhi oknum dan akhirnya diperjualbelikan.
Baca juga: BP2MI paparkan syarat bagi PMI yang ingin bekerja di Jepang
"Mohon ini tanggung jawab kita bersama bagaimana kita mengarahkan ke jalan yang benar, mengikuti aturan yang ada sehingga PMI bermartabat dan dihargai di luar negeri," ucapnya.