Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur menilai pelatihan terkait dengan kebencanaan perlu terus dilakukan di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah hal yang perlu dilakukan dengan melalui pelatihan yang terus-menerus," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Cornelis Wadu di Kupang, Kamis, (24/10).
Dia mengatakan hal ini berkaitan dengan pelatihan tanggap krisis kesehatan dilakukan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa NTT yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan MAN Model Kupang dalam rangka memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana.
Ia mengatakan setiap masyarakat harus memahami bahwa bencana bisa terjadi kapan saja dan tentunya dibutuhkan kesiapsiagaan untuk menyelamatkan banyak nyawa.
"Saya berterima kasih kepada Dompet Dhuafa karena kami juga memberikan pelatihan," ujar dia.
Pelaksanaan pelatihan dihadiri relawan dokter, mahasiswa semester 1-5, perwakilan dosen, guru pendamping dan siswa kelas 10-12. Secara total sekitar 187 peserta mengikuti kegiatan tersebut.
Koordinator LKC NTT Ummi Kalsum mengatakan pelatihan tanggap krisis kesehatan sebagai bentuk upaya peningkatan kesadaran masyarakat khususnya pelajar, mengenai pentingnya upaya mitigasi menghadapi bencana.
Baca juga: Pemkab Kupang-Dompet Dhuafa jalankan program BUN bagi ibu hamil dan anak
“Karena kita ketahui setiap korban bencana memiliki risiko yang luar biasa, dapat berupa kematian, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, dan gangguan kegiatan masyarakat," ujar dia.
Baca juga: Dompet Dhuafa NTT bantu evakuasi pengungsi erupsi Lewotobi
Dia mengatakan dampak bencana bisa dikurangi jika pelajar memahami penanganan yang tepat, setidaknya untuk menolong diri sendiri dan dapat membantu keluarga atau tetangga.