Merespons harapan para pengungsi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengunjungi satu titik rencana relokasi warga terdampak erupsi Lewotobi Laki-laki pada Minggu (24/11/2024). Lokasinya berada di kawasan Hutan Lindung Wukoh Lewoloroh, perbatasan Kabupaten Flores Timur dan Sikka. Saat ini lokasi tersebut masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kehutanan karena termasuk kawasan hutan.
Pratikno di tengah guyuran hujan pada Minggu siang tampak serius memperhatikan penjelasan terkait status lahan itu didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto.
Sejauh ini, dalam catatan Kemenko PMK terdapat sebanyak tiga titik lokasi yang diusulkan untuk pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak. Ketiga lokasi itu yakni Noboleto, Wukoh Lewuloroh, dan Kojarobet. Titik-titik lokasi itu mencakup lahan hibah yang diberikan oleh masyarakat setempat, tanah adat yang berasal dari suku lain, serta sebagian dari kawasan hutan lindung.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menjelaskan upaya penyediaan hunian tetap bagi para penyintas dilakukan secara komprehensif oleh pemerintah dengan mempertimbangkan aspek komunitas, sosial dan antropologi sebab relokasi dinilai sebagai upaya pembangunan kehidupan masyarakat.
Titik relokasi diharapkan tidak menjauhkan warga dari lahan pertanian, sehingga program relokasi dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat.
Proses finalisasi lokasi hunian tetap, ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan mendatang, bertepatan dengan akhir masa penggunaan hunian sementara yang tengah dibangun di Desa Konga. Pemerintah akan terus berupaya mempercepat langkah-langkah konkret untuk mendukung relokasi ini.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan relokasi akan dilakukan bagi 2.209 kepala keluarga dari enam desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura, karena berada di bawah kaki Gunung Lewotobi Laki-Laki atau dalam radius sekitar 4-5 kilometer dari puncak erupsi.
Desa yang direkomendasikan untuk direlokasi yakni empat desa di Kecamatan Wulanggitang antara lain Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, dan Desa Nawakote serta dua desa di Kecamatan Ile Bura antara lain Desa Nobo dan Desa Dulipali.
Hingga Minggu (24/11), BNPB telah menerima data sebanyak 1.400 kepala keluarga bersedia untuk direlokasi secara terpusat maupun mandiri.
Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Darat ini menilai penyintas erupsi di Flores Timur telah memiliki kesadaran untuk direlokasi demi keselamatan diri dan generasi selanjutnya.
Walaupun titik-titik relokasi dalam upaya perencanaan, persiapan dan negosiasi, akan tetapi pemerintah berkomitmen untuk memberikan hunian layak di luar kawasan rawan bencana, sehingga aman dan bisa dimanfaatkan untuk berkebun atau aktivitas perekonomian lainnya.
Baca juga: Artikel - Bangkit mandiri para pengungsi erupsi Ginung Lewotobi
Selain tiga lokasi relokasi yang telah diusulkan itu, Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga berupaya menyediakan lahan untuk relokasi seluas 100 hektare di Desa Lewolaga yang berjarak lebih dari 23 km dari puncak erupsi.
Baca juga: Artikel - Terjebak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Sinergi antara pemerintah dan seluruh instansi terkait dalam percepatan persiapan tempat relokasi tersebut diharapkan dapat berbuah manis, dan menjadi harapan baru bagi para warga untuk masa depan yang lebih baik tanpa adanya kekhawatiran terhadap momok erupsi gunung yang pernah mereka alami.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harapan penyintas erupsi Lewotobi Laki-laki untuk masa depan yang aman