Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur berharap ada investor membangun hotel berstandar internasional di daerah itu untuk mendukung tambahan fasilitas bagi warga di perbatasan RI-Timor Leste itu.
"Kita butuh fasilitas pendukung untuk mobilitas masyarakat di batas negara itu terutama yang akan keluar dan masuk ke District Oecusse, Timor Leste," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes di Kupang, Senin.
Menurut dia, Kefamenanu sebagai Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Utara yang langsung berbatasan dengan wilayah Timor Leste di enklave Oecusse, masih butuh bantuan investor untuk menambah fasilitas hotel sebagai tempat inapan warga.
Apalagi, lanjut dia, Oecusse yang saat ini sedang dibangun Pemerintah Timor Leste itu, akan dijadikan daerah khusus dan pusat perdagangan internasional.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara akan membangun fasilitas pendukung yang salah satunya hotel berstandar internasional. Tentunya, katanya, dengan anggaran yang dimiliki daerah, tidaklah mungkin bisa mengakomodasi hal itu.
"Karena itu kami butuh bantuan pihak lain di sektor swasta untuk lakukan investasi di daerah ini," katanya. Bupati dua periode itu, mengaku akan berkomunikasi dengan Manajemen Lippo Group untuk bisa mengembangkan usahanya, termasuk menginvestasikan dananya di bidang perhotelan.
"Saya sangat yakin akan mampu dilakukan Lippo Group," katanya. Selain manajemen Lippo, Pemerintah Kabupaten TTU juga terbuka dengan pihak investor lainnya dalam konteks pengembangan investasi yang bisa menyokong pembangunan di daerah itu.
Peluang yang tentunya akan bisa dicapai dalam konteks pengembangan Oecusse sebagai pusat bisnis internasional, tentu akan diperoleh.
"Daerah ini akan jadi kota transit warga yang akan lakukan aktivitas di Oecusse. Karena itu sangat dibutuh fasilitas pendukung," katanya.
Terkait dengan persoalan lahan yang akan menjadi hal utama dalam upaya investasi tersebut, Ketua DPC PDIP Timor Tengah Utara itu, mengaku akan membantu memediasi dengan pemilik lahan.
"Pemerintah akan sangat senang menjadi tim mediator bagi penyelesaian sengketa lokasi investasi dengan tidak merugikan rakyat," katanya.
Menurut dia, pemerintahannya masih membutuhkan uluran tangan dan bantuan investor untuk membangun sejumlah fasilitas pendukung dan infrastruktur untuk bisa menjamin kelancaran berinvestasi di daerah itu.
Presiden Lippo Group Theo L Sambuaga secara terpisah mengatakan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan melakukan investasi di Timor Tengah Utara, sebagai salah satu daerah perbatasan negara di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal itu penting karena dengan berinvestasi di sepanjang tapal batas, maka akan dimungkinkan bisa mendorong percepatan peningkatan mutu hidup warga di daerah serambi negara itu menuju sejahtera.
Dia mengatakan melakukan penjajakan di sepanjang tapal batas seperti di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, dan Malaka penting untuk bisa melihat potensi investasi yang akan dikembangkan.