Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menelusuri informasi mengenai dua warga asal provinsi berbasis kepulauan itu, yang dilaporkan ikut menjadi korban dalam musibah kapal tenggelam di Johor Malaysia.
"Hingga siang ini, kami belum mendapat informasi ada warga NTT yang mejadi korban dalam kecelakaan tersebut. Kami masih terus mencari informasi," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT Bruno Kupok kepada Antara di Kupang, Rabu.
Dia mengemukan hal itu, terkait informasi yang menyebutkan, ada dua warga NTT ikut menjadi korban dalam musibah kapal di Johor pada Senin (23/1). Keduanya adalah warga asal Ende, Pulau Flores.
Bruno Kupok juga mengharapkan proaktif dari warga yang merasa keluarganya ikut berangkat ke Malaysia menggunakan jalur laut lewat Batam untuk mengecek keberadaan anggota keluarganya.
Informasi dari keluarga ini penting untuk memastikan berapa orang NTT yang berada dalam kapal naas itu.
"Paling tidak, jika ada orang NTT yang berangkat ke Malaysia, tentu keluarga tahu. Kita butuh informasi dari keluarga," katanya.
Dia juga meminta warga yang hendak berangkat ke Malaysia sebagai tenaga kerja untuk mengikuti jalur resmi.
Peristiwa tenggelamnya kapal tersebut membuktikan bahwa, keberangkatan TKI secara tidak resmi dengan menggunakan jalur laut justeru membahayakan keselamatan, kata Bruno Kupok.
Antara Batam melaporkan, pada 23 Januari 2017 Pukul 9.17 waktu setempat telah terjadi kecelakaan perah pembawa calon TKI (panjang lebih kurang 18 kaki) di Tanjung Rhu, Mersing, Johor.
Lokasi kecelakaan 90 km dari Johor Bahru dan perahu diduga dari Batam. Hingga saat ini sebanyak 12 jenazah sudah ditemukan warga setempat saat terdampar di bibir pantai.
Dua orang ditemukan selamat, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian oleh petugas gabungan setempat.
NTT Telusuri Korban Musibah Kapal Johor
"Hingga siang ini, kami belum mendapat informasi ada warga NTT yang mejadi korban dalam kecelakaan tersebut," kata Bruno Kupok.