Kupang (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tampaknya sangsi dengan kualitas makanan yang disajikan rumah makan dan restoran yang menyebar di berbagai sudut Kota Kupang sehingga akan mengintensifkan pemeriksaan guna melindungi masyarakat dari makanan yang mengandung zat berbahaya.
Kepala BPOM Kupang Sem Lapik kepada Antara di Kupang, Kamis (4/4) mengatakan para petugas BPOM Kupang secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap kualitas makanan yang dijual para pedagang guna mendeteksi ada tidaknya zat-zat berbahaya pada makanan tersebut.
Ia mengatakan hal itu terkait adanya dugaan penggunaan zat formalin pada sejumlah rumah makan di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada makanan yang dijualnya sehingga membahayakan kesehatan konsumen.
"Kami secara rutin melakukan pemeriksaan di rumah makanan di Kota Kupang untuk memastikan kulitas makanan yang dijual kepada publik layak makan atau tidak, sehingga warga Kota Kupang mengkonsumsi makanan yang bebas dari kandungan zat berbahaya," tegas Sem.
Dikatakanya, pemeriksaan sampel makanan yang dilakukan petugas BPOM berlangsung ditempat dan disaksikan langsung pemilik warung.
"Kami melakukan pemeriksaan sample tahap awal langsung disaksikan pemilik rumah makan sehingga tidak ada kecurigaan adanya rekayasa hasil pemeriksaan," tegas Sem.
Ia mengatakan, setelah pemeriksaan tahap pertama akan diikuti dengan pemeriksaan tahap kedua pada laboratorium dengan menggunakan alat sensitif dalam mendeteksi zat berbahaya dalam makanan.
"Pada saat itulah kami bisa menyimpulkan ada tidaknya kandungan berbahaya dalam makanan yang dijual," demikian Sem Lapik.
Baca juga: BPOM Kupang Temukan 24 Produk Pangan Kadaluarsa
Baca juga: BPOM Musnahkan 3.416 Kemasan Makanan dan Kosmetik
BPOM Kupang sangsikan kualitas makanan di rumah makan
Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang, Sem Lapik. (ANTARA FOTO/ Benny Jahang)
"Para petugas BPOM Kupang secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap kualitas makanan yang dijual para pedagang guna mendeteksi ada tidaknya zat-zat berbahaya pada makanan tersebut," kata Sem Lapik.
