Ternyata banyak kapal wisata di Labuan Bajo tidak kantongi dokumen usaha pariwisata

id Pariwisata

Ternyata banyak kapal wisata di Labuan Bajo tidak kantongi dokumen usaha pariwisata

Sejumlah kapal wisata berlabuh di pesisir pantai Labuan Bajo, Manggarai Barat, Pulau Flores, NTT. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

"Masih ada sekitar 240 kapal wisata yang belum mengantongi dokumen tanda daftar usaha pariwisata di Labuan Bajo," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaa Manggarai Barat Gusti Rinus.
Kupang (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, melaporkan dari sekitar 350 unit kapal wisata yang beroperasi di Labuan Bajo, baru sekitar 101 unit kapal yang mengantongi dokumen tanda daftar usaha pariwisata.

"Masih ada sekitar 240 kapal wisata yang belum mengantongi dokumen tanda daftar usaha pariwisata di daerah ini," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaa Manggarai Barat Gusti Rinus saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Kamis (4/7).

Ia mengatakan jumlah tersebut merupakan data terbaru, setelah pihaknya melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah kapal wisata di daerah itu. Sidak yang tersebut dilakukan pada Rabu (3/7) kemarin dengan melibatkan sejumlah pihak mulai dari Kepolisian setempat dan pihak lainnya yang berkaitan.

Rinus mengatakan sekitar 240 kapal wisata yang belum lengkap dokumennya itu diberikan waktu selambat-lambatnya tiga bulan ke depan untuk memproses dokumennya.

Baca juga: Manggarai Barat siapkan perda penataan kapal wisata

"Banyak yang kami temukan saat sidak kemarin, diantaranya ada kapal yang belum memiliki tanda daftar usaha pariwisata, tiket diving, tiket snorkling, dan tiket memancing yang dikeluarkan oleh kami," ujarnya.

Tak hanya itu, izin usaha angkutan laut dan izin operasional kapal dari Dinas Perhubungan juga belum ditemukan di beberapa kapal wisata. Bahkan dari sidak tersebut, ditemukan juga belasan unit kapal yang tidak memenuhi ketentuan kepariwisataan dan pelayaran.

Proses sidak yang dilakukan itu, kata dia, menanggapi banyaknya kasus kapal tenggelam atau kecelakaan laut lainnya yang menimbulkan korban jiwa dari pihak wisatawan. "Saat ini kan kami sedang berusaha membangun kawasan wisata kita. Kita ingin agar semuanya bersih dan nyaman bagi wisatawan," demikian Gusti Rinus.

Baca juga: Kapal wisata tenggelam di perairan pulau Padar
Baca juga: Menteri BUMN resmikan kapal wisata Komodo