SCILD mampu cegah kaum muda desa bekerja di luar NTT

id scild

SCILD mampu cegah kaum muda desa bekerja di luar NTT

Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti (kanan) saat menjelaskan kepada wartawan soal program Scild di Kupang. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Kupang (ANTARA) - Program Strong Civil Society Organization for Inclusive Livestock Value Chain Development  (SCILD) di NTT yang dilakukan oleh Plan International Indonesia dengan dukungan dana dari Uni Eropa dinilai mampu mencegah kaum muda bekerja di luar NTT

"Memang salah satu pilar program kami adalah pengembangan kewirausahaan dan pekerjaan untuk anak muda mulai dari 18 sampai 29 tahun. Nah yang sudah kami lakukan selama tiga tahun itu bisa dikatakan berhasil," kata Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti kepada wartawan di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan keberadaan Plan dengan bantuan dana dari Uni Eropa itu juga bertujuan untuk membendung banyaknya kaum muda di NTT dan NTB yang banyak merantau bekerja di luar daerahnya, p banyak potensi yang belum di kembangkan di daerah itu.

"Kita berharap keberadaan kami selama tiga tahun itu berdampak positif bagi masyarakat di lima kabupaten itu, khususnya di sektor peternakan yang menjadi program Scild tersebut," tambah dia.

Ia mengatakan selain program Scild yang sudah dilaksanakan selama tiga tahun itu, ke depannya juga pihaknya akan memberikan program baru dengan tujuan yang sama yakni mencegah kaum muda di NTT bekerja di luar NTT.

Artinya bahwa program itu mampu memutus mata rantai perdagangan manusia di daerah itu khususnya di pulau Timor yang rentan akan kasus human trafficking.

Keberadaan plan Indonesia sendiri selama ini kata dia bertujuan untuk melatih kaum muda agar bisa bekerja dan mengembangkan potensi yang ada di desa.

"Kita harapkan tidak hanya secara ekonomi dapat membantu mereka tetapi juga partisipasi mereka di pembangunan desa serta kabupatennya juga sangat dibutuhkan," tambah dia.

Program SCILD merupakan program dari Plan International Indonesia Area Timor yang mendapatkan dukungan dana dari Uni Eropa dalam rangka mendukung program Pemerintah NTT.

Program yang dilakukan adalah memberdayakan 2.000 anak muda di lima kabupaten di NTT untuk menjadi peternak, baik untuk ternak sapi, ayam, serta babi. Dari 2.000 anak tersebut ada sekitar 65 persen atau 1.300 anak muda didominasi oleh kaum wanita.

Dalam pelaksanaan program itu, Plan menggandeng Yayasan Sanggar Suara Perempuan dan Bengkel Appek  menjadi pendorong bagi para perempuan muda dalam meningkatkan partisipasi mereka, agar setara dengan pria dalam pembangunan ekonomi.