Ada tujuh tantangan pembangunan sektor pertanian di Indonesia

id tantangan sektor pertanian

Ada tujuh tantangan pembangunan sektor pertanian di Indonesia

Leta Rafael Levis (berbaju hijau muda) tengah berdiskusi bersama rekan-rekannya tentang pembangunan sektor pertanian di Indonesia. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Dr. Leta Rafael Levis mengatakan, ada tujuh tantangan terbesar dalam pembangunan sektor pertanian di Tanah Air.
Kupang (ANTARA) - Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr. Leta Rafael Levis mengatakan, ada tujuh tantangan terbesar dalam pembangunan sektor pertanian di Tanah Air.

"Tantangan terbesar dalam pembangunan pertanian saat ini bukan terletak pada bagaimana meningkatkan produksi pertanian dan teknologi apa yang akan digunakan, tetapi ada sejumlah tantangan terbesar yang tengah dihadapi saat ini," kata Leta Rafael Levis di Kupang, Kamis (24/10).

Dia mengemukakan pandangan itu, menjawab pertanyaan seputar tantangan apa yang paling serius dalam pembangunan di sektor pertanian pada periode kedua pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Tantangan pertama, menurut dia, adalah menurunnya sumber-sumber air untuk kepentingan pertanian, serta tantangan kedua adalah konversi lahan yang tak terkendali.

Ketiga, lemahnya program peningkatan kompetensi para petani dan penyuluh serta pengembangan kelembagaan petani, dan tantangan keempat adalah terjadi pola deagrarianisai dalam kebijakan pembangunan nasional.

Baca juga: Pembangunan pertanian di NTT perlu konsep matang
Baca juga: Petani NTT mulai siapkan lahan pertanian


Misalnya, kontribusi sektor perrtanian terhadap PDRB tidak digunakan untuk pembangunan sektor pertanian tetapi lebih banyak digunakan untuk sektor non pertanian.

Tantangan kelima adalah kebijakan nasional untuk pelestarian dan pengembangan plasma nufta yang menjadi ciri khas tanaman masing-masing wilayah belum signifikan sehinga banyak potensi lokal yang hilang.

Keenam adalah sinkronisasi sektor pertanian dan pariwisata yang dilakukan pemerintah masih belum terjalin dengan baik, serta tantangan ketujuh adalah belum ada keseragaman data tentang persediaan beras atau pangan sehingga terjadi perbedaan dan menimbulkan perdebatan antara Kementan, Kemendag dan Bulog.

"Ini adalah tantangan terbesar dalam pembangunan di sektor pertanian, bukan soal tingkat produktivitas dan pilihan penggunaan teknologi," katanya.

Baca juga: Pertumbuhan sektor pertanian di NTT capai dua digit
Baca juga: NTT butuh ahli pertanian, perkebunan dan kemaritiman