NTT masih di puncak musim kemarau

id musim kemarau

NTT masih di puncak musim kemarau

Hamdan Nurdin, prakirawan Iklim BMKG Stasiun Klimatologi Kupang (Climate Forecaster on Duty BMKG Stasiun Klimatologi Kupang). (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, saat ini wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berada di puncak musim kemarau.
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, saat ini wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berada di puncak musim kemarau.

"Memang ada beberapa wilayah, terutama di bagian barat Flores yang sudah turun hujan, tapi sifatnya lokalan. Secara umum, kita (NTT) masih berada di puncak musim kemarau," kata Prakirawan Iklim BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Hamdan Nurdin di Kupang, Kamis (31/10).

Ia mengatakan, periode musim peralihan dari kemarau ke musim hujan diprediksi baru akan terjadi pada awal hingga pertengahan November 2019.

"Jadi wilayah NTT bisa dibilang masih kemarau, karena ciri dari periode peralihan itu adalah jika arah angin dari timuran melemah," katanya.

Baca juga: NTT masih berada di periode musim kemarau
Baca juga: Akibat kemarau, ribuan haktare sawah di Manggarai Barat gagal panen


Selain itu, pergerakan angin berubah secara bervariasi dari tenggara dan selatan, dengan kecepatan angin maksimum dengan disertai hujan dengan intensitas sedang hingga deras, katanya menjelaskan.

Mengenai awal musim hujan, dia mengatakan, untuk wilayah Kupang dan sekitarnya, diprediksi akhir November 2019 hingga pertengahan Desember 2019.

"Memang secara umum, sesuai zona musim di NTT banyak variasi sehingga pada Oktober ini ada beberapa wilayah di NTT seperti Manggarai bagian tengah yang sudah turun hujan," katanya.

Ada juga zona musim yang mulai turun hujan pada November dan Desember mendatang, katanya menambahkan.

Ia berharap, para petani sudah menyiapkan lahan pertanian, sehingga saat musim tanam tiba, para petani bisa langsung menanam. 

Baca juga: Deret hari kering di NTT lebih dari 60 hari
Baca juga: 100 persen zom NTT alami periode kemarau