Penumpang pesawat asal Timor Leste dijemput Konjen RDTL
Kebijakan ini diambil agar pergerakan warga Timor Leste yang masuk melalui bandara El Tari Kupang lebih mudah diawasi
Kupang (ANTARA) - Seluruh penumpang pesawat asal Negara Timor Leste yang masuk melalui pintu Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan dijemput langsung oleh Konsulat Jenderal Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di bandara.
"Kebijakan ini diambil agar pergerakan warga Timor Leste yang masuk melalui bandara El Tari Kupang lebih mudah diawasi," kata Koodinator Bidang Area dan Transportasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Isyak Nuka kepada ANTARA di Kupang, Rabu (22/4).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penanganan terhadap warga Negara Timor Leste, yang masuk melalui Bandara El Tari Kupang dari zona merah seperti yang terjadi pekan lalu.
Baca juga: Timor Leste laporkan kasus COVID-19 kedua
Baca juga: NTT tutup tiga pintu perbatasan ke Timor Leste
Pada pekan lalu, tujuh orang mahasiswa asal Timor Leste yang masuk melalui Bandara El Tari Kupang dari Pulau Jawa, dan diantara oleh travel dari Kupang dilaporkan positif COVID-19.
Namun pemerintah sempat kesulitan melacak sopir yang mengangkut warga Timor Timur itu, termasuk tempat persinggahan mereka selama di Kupang dan perjalanan ke Timor Leste.
"Kami sudah sepakat dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan juga Angkasa Pura I Bandara El Tari bahwa khusus penumpang pesawat asal Timor Leste, akan dijemput langsung oleh Konjen RDTL di Kupang di bandara," katanya.
Setelah melakukan penjemputan, Konsular RDTL juga harus memfasilitasi keberangkatan mereka ke Timor Leste melalui jalur darat.
"Jadi khusus penumpang asal Timor Leste akan dijemput oleh Konjen Timor Leste untuk dikarantina atau langsung diantar ke pintu-pintu perbatasan sesuai kondisinya masing-masing," katanya.
Dengan demikian, semua pergerakan mereka mulai dari turun pesawat hingga sampai di pintu perbatasan dapat diawasi, katanya menjelaskan.
Dia berharap, dengan adanya kebijakan ini, Pemerintah NTT tidak lagi mengalami kesulitan untuk melacak perjalanan setiap warga Timor Leste seperti yang terjadi pekan lalu.
"Kebijakan ini diambil agar pergerakan warga Timor Leste yang masuk melalui bandara El Tari Kupang lebih mudah diawasi," kata Koodinator Bidang Area dan Transportasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Isyak Nuka kepada ANTARA di Kupang, Rabu (22/4).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penanganan terhadap warga Negara Timor Leste, yang masuk melalui Bandara El Tari Kupang dari zona merah seperti yang terjadi pekan lalu.
Baca juga: Timor Leste laporkan kasus COVID-19 kedua
Baca juga: NTT tutup tiga pintu perbatasan ke Timor Leste
Pada pekan lalu, tujuh orang mahasiswa asal Timor Leste yang masuk melalui Bandara El Tari Kupang dari Pulau Jawa, dan diantara oleh travel dari Kupang dilaporkan positif COVID-19.
Namun pemerintah sempat kesulitan melacak sopir yang mengangkut warga Timor Timur itu, termasuk tempat persinggahan mereka selama di Kupang dan perjalanan ke Timor Leste.
"Kami sudah sepakat dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan juga Angkasa Pura I Bandara El Tari bahwa khusus penumpang pesawat asal Timor Leste, akan dijemput langsung oleh Konjen RDTL di Kupang di bandara," katanya.
Setelah melakukan penjemputan, Konsular RDTL juga harus memfasilitasi keberangkatan mereka ke Timor Leste melalui jalur darat.
"Jadi khusus penumpang asal Timor Leste akan dijemput oleh Konjen Timor Leste untuk dikarantina atau langsung diantar ke pintu-pintu perbatasan sesuai kondisinya masing-masing," katanya.
Dengan demikian, semua pergerakan mereka mulai dari turun pesawat hingga sampai di pintu perbatasan dapat diawasi, katanya menjelaskan.
Dia berharap, dengan adanya kebijakan ini, Pemerintah NTT tidak lagi mengalami kesulitan untuk melacak perjalanan setiap warga Timor Leste seperti yang terjadi pekan lalu.