Pelaksanaan normal baru di NTT akan terus dievaluasi

id NTT,Dinas Kesehatan NTT,Normal baru,Pelaksanaan normal baru di NTT

Pelaksanaan normal baru di NTT akan terus dievaluasi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dominiksu Minggu Mere (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Pelaksanaan normal baru ini tentu ada catatannya bahwa sambil berjalan akan terus dievaluasi, manakala eskalasi kasus COVID-19 meningkat ke depan tentu kita harus meninjau kembali semua

Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Dominikus Minggu Mere mengatakan, pelaksanaan normal baru di provinsi setempat yang sudah dimulai pada 15 Juni 2020 terus dievaluasi.

"Pelaksanaan normal baru ini tentu ada catatannya bahwa sambil berjalan akan terus dievaluasi, manakala eskalasi kasus COVID-19 meningkat ke depan tentu kita harus meninjau kembali semua," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (16/6).

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi NTT dalam memutuskan pelaksanaan normal baru atas pertimbangan berbagai indikator, salah satunya terkait kesehatan masyarakat yang berbasis data.

Baca juga: Dishub NTT minta posko kesehatan tetap siaga saat normal baru

Baca juga: Presiden Jokowi akan evaluasi rutin pelaksanaan normal baru

Dominikus menyebutkan ada tiga indikator, di antaranya secara epidemologi, seperti penurunan jumlah kasus positif COVID-19 selama dua minggu terakhir sejak puncak kasus terakhir dengan target lebih besar atau sama dengan 50 persen.

Dari data yang ada, lanjut dia, kasus positif COVID-19 di NTT yang tertinggi terjadi pada 11 Mei dan 13 Mei sebanyak 12 kasus.

"Kalau 50 persen berarti di kisaran 6 kasus, sementara sudah hampir tiga minggu ini di NTT belum sampai 6 kasus sekaligus. Kita berharap mudah-mudahan tidak ada seperti itu." katanya.

Selain itu, dari sisi penurunan jumlah kasus pasien yang meninggal, hingga Senin (15/6) terdapat pasien positif sebanyak 108 orang dan yang meninggal satu orang atau tidak ada penambahan.

Kemudian jumlah pasien yang sembuh juga terus meningkat dari pasien sembuh pertama secara berangsur meningkat hingga 36 orang dan hingga Senin (15/6) mencapai sebanyak 46 orang, katanya.

"Bahkan sudah ada klaster yang semuanya sudah sembuh, yakni dari Klaster Sukabumi sebanyak 10 orang. Kami juga mengapresiasi pihak rumah sakit yang telah menyembuhkan para pasien tersebut," katanya.

Dominikus menyebutkan, indikator lainnya terkait kesiapan pelayanan kesehatan, di antaranya ketersediaan tempat isolasi yang terus diperbanyak serta peningkatan alat pelindung diri dan fasilitas lainnya yang terus ditambah untuk daerah-daerah.

Ia menambahkan, atas sejumlah indikator ini lah pemerintah provinsi akhirnya memutuskan untuk menerapkan normal baru mulai 15 Juni, namun dalam perjalanan ke depan akan terus dievaluasi.

Baca juga: Jelang normal baru, pasien positif COVID-19 kembali bertambah

"Ketika ada kondisi di luar kemampuan kita terjadi ke depan tentu akan dievaluasi semua, tidak hanya terkait bidang perhubungan, namun juga semua kebijakan terkait normal baru ini," katanya.