Kupang (ANTARA) - Provinsi Nusa Tenggara Timur mampu memproduksi pakan ternak sebanyak 180 ribu ton per tahun guna memenuhi kebutuhan hewan milik peternak di provinsi berbasis kepulauan ini.
"Bahan baku untuk pakan ternak sangat melimpah di NTT. Apabila dikelola secara optimal maka kebutuhan pakan ternak sangat mencukupi dan tidak perlu mendatangkan pakan dari luar NTT," kata Ketua tim studi kelayakan pembangunan industri pakan ternak di Nusa Tenggara Timur, Martin Mulik di Kupang, Kamis, (26/1).
Baca juga: Pemprov NTT segera bangun pabrik pakan ternak
Ia mengatakan, tim konsultan studi kelayakan pembangunan industri pakan ternak sedang melakukan kajian terhadap rencana Pemerintah NTT untuk membangun satu industri pabrik pakan ternak.
Marthen Mulik mengatakan, potensi bahan baku pakan ternak seperti jagung dan kelor sangat melimpah di NTT, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak di daerah ini.
"Apabila industri pakan ternak mampu memproduksi 180 ribu ton pakan setiap tahun sudah sangat luar biasa karena didukung ketersediaan bahan baku yang melimpah,"tegasnya.
Dia mengatakan, kebutuhan bahan baku utama terutama jagung sudah bisa memenuhi kebutuhan produksi 180 ribu ton per tahun pakan ternak di NTT.
Baca juga: Gubernur NTT sebut pabrik pakan ternak di Sumba dibangun pada 2021
Menurutnya, apabila bahan baku jagung ditambah dengan daun Kelor, rumput laut sudah tersedia di NTT, namun yang dibutuhkan adalah tepung ikan untuk melengkapi unsur-unsur yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yg berkualitas baik.
"Apabila tepung ikan sudah tersedia maka kualitas pakan ternak kita sangat berkualitas,"tegasnya.
NTT mampu produksi pakan ternak 180 ribu ton per tahun
Tim pengkaji pembangunan industri pakan ternak ketika menemui Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat. (Antara/HO- istimewa)
Bahan baku untuk pakan ternak sangat melimpah di NTT. Apabila dikelola secara optimal maka kebutuhan pakan ternak sangat mencukupi dan tidak perlu mendatangkan pakan dari luar NTT
