Nilai Tukar Petani NTT meningkat tipis pada Januari 2021

id NTT,BPS NTT,Nilai tukar petani NTT,NPL NTT Januari 2021

Nilai Tukar Petani NTT meningkat tipis pada Januari 2021

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur Darwis Sitorus. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Ada sedikit perbaikan NTP di NTT sebesar 0,20 persen karena kenaikan indeks harga yang diterima petani dibandingkan yang harus dibayar
Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat nilai tukar petani (NTP) di provinsi setempat meningkat tipis pada Januari 2021 sebesar 96,44 persen dari Desember 2020 sebesar 96,24 persen.

"Ada sedikit perbaikan NTP di NTT sebesar 0,20 persen karena kenaikan indeks harga yang diterima petani dibandingkan yang harus dibayar," kata Kepala BPS Provinsi NTT Darwis Sitorus di Kupang, Selasa, (2/2).

Ia menjelaskan secara subsektor dengan membandingkan NTP pada Desember dan Januari maka yang paling meningkat adalah subsektor tanaman pangan padi, palawija yakni dari 95,02 persen menjadi 96,17 persen.

Meningkatnya NTP ini, kata dia, menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya peroduksi yang membaik.

"Jadi semakin tinggi NTP maka kemampuan atau daya beli petani semakin kuat begitu pula sebaliknya," katanya.

Darwis menjelaskan berdasarkan pemantauan harga-harga di pedesaan di NTT pada Januari 2021 tercatat meningkat yang disebabkan meningkatnya indeks harga yang dibayar maupun yang diterima petani.

Baca juga: Penduduk usia produktif di NTT meningkat signifikan

BPS mencatat indeks harga yang diterima petani pada Januari 2021 sebesar 103,17 persen atau naik dari Desember 2020 sebesar 102,45 persen.

Baca juga: BPS sebut defisit neraca perdagangan NTT menurun tiga tahun berturut-turut

Sedang indeks harga yang harus dibayar pada periode yang sama naik dari 106,44 persen menjadi 106,98 persen.

Walaupun indeks harga meningkat namun nilai tukar yang dihasilkan mengindikasikan bahwa hasil pertanian belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan barang modal petani, kata Darwis.