Rupiah terkoreksi seiring naiknya imbal hasil obligasi AS

id Rupiah,Dolar,Kurs

Rupiah terkoreksi seiring  naiknya imbal hasil obligasi AS

Ilustrasi: Rupiah dan dolar AS (ANTARA FOTO)

pada perdagangan hari ini kami memperkirakan rupiah terhadap dolar AS diprediksi berada pada interval Rp14.384 dan Rp14.457 dengan kecenderungan melemah
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi terkoreksi seiring kembali naiknya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.

Pada pukul 10.40 WIB, rupiah bergerak melemah 43 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.453 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.410 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama sepekan mengalami volatilitas yang cenderung meningkat dan konsisten ditutup di atas Rp14.400 selama empat hari berturut-turut, meski kemarin sedikit terapresiasi," kata analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Jumat, (19/3).

Rully menuturkan, faktor global dan domestik mempengaruhi pergerakan rupiah. Keputusan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia kemarin yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sudah diantisipasi oleh pasar.

"Kami memperkirakan masih belum akan ada perubahan suku bunga kebijakan BI7DRR sampai dengan akhir tahun 2021 ini. Sementara itu di pasar obligasi, imbal hasil SBN kemarin naik 3 bps ke 6,78 persen," ujar Rully.

Dolar AS nampak kembali menguat di awal sesi Jumat tertopang naiknya tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang mencatat level tertinggi 1,74 persen, rekor tertinggi sejak Januari 2020.

"Secara teknikal, pada perdagangan hari ini kami memperkirakan rupiah terhadap dolar AS diprediksi berada pada interval Rp14.384 dan Rp14.457 dengan kecenderungan melemah," kata Rully.

The Fed merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi yakni menjadi 6,5 persen untuk 2021 dan 3,3 persen untuk 2022.

Sedangkan tingkat inflasi AS diperkirakan naik lebih tinggi sebesar 2,2 persen pada 2021 dan 2 persen pada 2022.

Sementara itu, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam diperkirakan turun menjadi 4,3 persen dan 3,7 persen pada 2021 dan 2022.

Baca juga: Emas naik 5,2 dolar meski terganjal lonjakan imbal hasil obligasi

Gubernur The Fed Jerome Powell berjanji untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendah dan akan terus melakukan program pembelian surat utang setiap bulan sebesar 120 miliar dollar AS.

Pada Kamis (17/3) lalu, rupiah ditutup melemah 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.428 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.410.