Kupang (ANTARA) - Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili diTimor (GMIT) Meri Kolimon mengimbau warga Nusa Tenggara Timur (NTT), agar tidak ikut menyebarkan foto dan video terkait kasus bom bunuh diri di Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu pagi.
"Warga NTT tidak usah teruskan atau sebarkan foto dan video di media sosial berupa potongan tubuh dalam peristiwa bom di Makassar yang menambah kepanikan dan ketakutan," kata Meri Kolimon, di Kupang, Minggu, (28/3) menyikapi peristiwa ledakan bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulsel.
Ia mengatakan teror bom bunuh diri ini bukan kepada agama atau kelompok tertentu, namun menyerang keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang beragam.
Masyarakat, kata dia, jangan terjebak pada upaya pelaku teror dalam menciptakan ketakutan dalam skala luas.
Karena itu pendeta Meri Kolimon mengajak seluruh elemen masyarakat NTT, agar tidak ikut menyebarkan foto dan video berisi potongan tubuh orang yang meninggal dalam peristiwa itu.
"Semua itu memang dimaksudkan untuk menciptakan ketakutan dan kepanikan. Karena itu, mari kita sebarkan pesan positif, katakan kami tak takut pada teror," katanya pula.
"Bersama kita menjaga bangsa kita. Di NTT, mari jaga NTT sebagai rumah bersama kita," katanya lagi.
Lebih lanjut, ia juga mengajak masyarakat NTT agar mendukung pihak berwenang untuk bekerja mengusut secara tuntas pelaku dan motifnya.
Selain itu, juga berdoa dan membangun solidaritas untuk mendukung umat dan masyarakat di Makassar.
"Mari semua kita kecam teror dan kekerasan. Jangan menolerir kekerasan. Jangan juga kecut hati," katanya pula.
Baca juga: Kapolda ajak masyarakat NTT tidak terprovokasi bom Makasari
Baca juga: Korban bom Gereja Ketedral Makassar sembilan orang