HUT GMIT Didedikasikan Untuk Perbaiki Sekolah

id GMIT

HUT GMIT Didedikasikan Untuk Perbaiki Sekolah

Metode Mama GMIT Panggil Pulang Peduli Pendidikan hanyalah sebuah cara untuk mengumpulkan para alumni GMIT yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk kembali membangun pendidikan di NTT. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

"Kami ingin mendedikasikannya untuk perbaikan fasilitas pendidikan milik GMIT yang tersebar di Pulau Timor dan sebagian lainnya di seluruh wilayah NTT," kata Pendeta Merry Kolimon.
Kupang (Antara NTT) - Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) akan mendedikasikan ulang tahunnya ke-72 dan 500 tahun Reformasi Gereja di Indonesia dengan membangun dan memperbaiki sekolah di pedalaman Pulau Timor yang rusak dan terbengkelai.

"Kami ingin mendedikasikannya untuk perbaikan fasilitas pendidikan milik GMIT yang tersebar di Pulau Timor dan sebagian lainnya di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur," kata Ketua Sinode Pendeta Merry Kolimon kepada wartawan di Kupang, Kamis.

Perhatian dan dedikasi tersebut akan diberikan kepada sekitar 600 sekolah mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi yang ada di Pulau Timor, kecuali Pulau Sumba. "Melalui malam pengumpulan dana, kami berhasil kumpulkan sekitar Rp700 juta untuk tujuan dimaksud," katanya.

Ia mengatakan sektor pendidikan merupakan masalah yang sangat vital, karena dengan pendidikan yang baik tentunya akan melahirkan generasi muda yang baik pula untuk memajukan daerah ini ke arah yang lebih baik.

Karena itu, kata dia, dalam upaya mendukung pendidikan yang lebih baik maka infrastruktur bangunan serta fasilitas sekolah harus dibangun dengan baik.

"Bayangkan saja, sampai saat ini masih ada sekolah yang beratapkan daun lontar, berdinding bambu dan pelepah daun gewang (palm hutan),  berlantai tanah serta belum memiliki fasilitas kursi dan meja belajar," katanya.

Ia mengatakan sebuah metode Mama GMIT Panggil Pulang Peduli Pendidikan hanyalah sebuah cara untuk mengumpulkan para alumni GMIT yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk kembali membangun pendidikan di NTT.

"Untuk mendukung pendidikan yang lebih baik di NTT, kami tak sanggup berjalan sendiri. Kami masih membutuhkan bantuan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di NTT," ujarnya.

Wali Kota Kupang Jefry Riwu Koreh menyatakan mendukung penuh langkah GMIT dalam memperbaiki fasilitas pendidikan di daerah ini.

"Saya juga punya tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak di kota ini, sebab kami tak ingin melihat suramnya pendidikan anak-anak kita pada 20 atau 25 tahun yang akan datang. Atas dasar itu, saya mendukung penuh dedikasi GMIT untuk pendidikan di NTT ini," tambahnya.

Dana Desa
Di bagian lain penjelasannya, Ketua Sinode GMIT Pendeta Merry Kolimon mengharapkan para kepala desa di daratan Pulau Timor dapat menggunakan sebagian dana desa untuk pembangunan serta perbaikan sekolah di wilayah kerja masing-masing.

"Kita ingin agar dana desa yang sudah disetor ke rekening desa itu, sebagiannya digunakan untuk membangun fasilitas pendukung pendidikan di wilayah kerja mereka masing-masing," katanya menegaskan.

Ketika penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Sinode GMIT dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) di Jakarta pada 20 Oktober lalu, juga disepakati tentang pemanfaatan dana desa tersebut.

Artinya, kata dia, pemanfaatan dana desa tersebut sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo, karena disalurkan secara tepat sesuai kebutuhan masyarakat.

Ia mengatakan MoU antara Kemendes PDTT dengan Sinode GMIT itu berisi tentang sejumlah poin, di antaranya pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, serta pelatihan bagi masyarakat desa dengan durasi waktu selama dua tahun (2017-2019).

Pendeta Kolimon menyadari bahwa peran gereja itu tidak hanya semata pada hal-hal yang bersifat rohani, tetapi juga mendukung berbagai program pemerintah. Karena itu, pemanfaatan dana desa untuk kepentingan pendidikan, merupakan hal yang wajar dan disalurkan ke tempat yang tepat. 

Rusak berat
Sementara itu, Bupati Kupang Ayub Titu Eki kepada para wartawan di Oelamasi, Kamis, mengatakan pemerintahannya akan memrioritaskan perbaikan sekolah yang rusak berat, namun masih tetap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para siswa.

Ia mengatakan hal itu terkait adanya dorongan dari DPRD setempat yang akan mengalokasikan dana Rp100 miliar dari dana sisa anggaran tahun 2016 untuk pembangunan fasilitas umum bagi kepentingan publik di daerah ini dalam APBD-P tahun 2017.

Menurut Ayub, perbaikan fasilitas pendidikan tersebut sudah masuk dalam agenda kerja pemerintah tahun 2018, agar KBM di sekolah-sekolah berlangsung dengan baik dan efektif.

Menurut Bupati dua periode ini, selain membangun sekolah darurat itu, pemerintah Kabupaten Kupang juga akan membangun kembali bangunan sekolah dasar negeri (SDN) Muke di Kecamatan Amabi Oefeto Timur yang rusak akibat bencana alam tahun ini.

Ia mengatakan dalam pembangunan berbagai fasilitas pendidikan di daerah ini, pengawasan tetap dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin pelaksanaan pembangunan yang benar-benar berkualitas.

Ketua DPRD Kabupaten Kupang Yahonis Lede mengatakan parlemen akan mengalokasikan sebagian dana dari sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2016 sebesar Rp100 miliar untuk kepentingan publik seperti pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, air minum dan penangulangan bencana alam.