Jembatan Palmerah tetap dibangun

id Jembatan Palmerah

Jembatan Palmerah tetap dibangun

Menteri ESDM Ignatius Jonan (kiri) bersalaman dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kanan) usai menyepakati penjualan harga listrik per kWh yang bersumber dari arus laut selat Gonzalu. (Foto ANTARA)

Proyek jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores di ujung Larantuka dengan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, tetap dibangun.
Kupang (Antaranews NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan proyek jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores di ujung Larantuka dengan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, tetap dibangun.

"Penundaan peletakan batu pertama pada 20 Desember 2017, bukan berarti proyek ini batal. Proyek ini tetap akan dibangun tetapi masih ada proses yang harus diselesaikan," kata Lebu Raya di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan banyaknya pertanyaan seputar nasib proyek Jembatan Palmerah (Pantai Paloh-Tanah Merah) mengingat masa jabatan Gubernur NTT saat ini tinggal enam bulan.

Menurut dia, masih ada proses yang belum diselesaikan sehingga proyek tersebut belum bisa dilaksanakan. Salah satu proses yang belum tuntas adalah soal harga jual listrik yang belum disepakati antara pemerintah dan PLN, selain amdal yang akan dilakukan oleh pelaksana proyek.

Ia menambahkan jika harga jual listrik dari pembangkit listrik tenaga arus laut Gonzalu sudah disepakati, maka proyek tersebut segera dimulai.

Sementara itu, juru bicara Tim Konsorsium Belanda Latif Gau secara terpisah mengatakan, masalah harga jual listrik per kWh ini sudah disepakati dalam pertemuan bersama dengan Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Ignatius Jonan dan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya beberapa waktu lalu.

"Dalam pertemuan itu, harga jual yang kami tawarkan ke Menteri ESDM Ignatius Jonan adalah 7.2 dollar sen per kWh dengan skema pendanaan export finance dari Pemerintah Belanda

Dalam pertemuan itu juga Menteri ESDM berjanji akan segera meminta PT PLN untuk membuatkan perjanjian. Mengenai realisasi pembangunan fisik proyek dia mengatakan masih menunggu hasil analisa dampak lingkungan (Amdal).

"Rencana mulai konstruksi di lapangan setelah melaksanakan Amdal selesai pada bulan Mei-Juni tahun 2018," kata Latif Gau.