Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Manggarai Barat Stefanus Nali mengatakan pembangunan persemaian modern Labuan Bajo di Satar Kodi, Desa Nggorang, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur tidak akan merusak sumber mata air.
"Mata air tidak rusak, karena persemaian itu butuh air. Jika mata air mati, persemaian juga gagal," kata Stefanus di Labuan Bajo, Senin, (30/8).
Dia menampik dugaan bahwa pembangunan persiapan lahan persemaian modern yang akan merusak sumber mata air di dekat area seluas 30 hektare tersebut.
Menurut dia, lokasi pembangunan yang dekat dengan sumber air itulah yang menjadi salah satu pertimbangan pemilihan lokasi pembangunan persemaian modern.
Ia menjelaskan air akan ditampung pada reservoir yang telah dibangun. Selanjutnya, air digunakan untuk pengelolaan persemaian.
Stefanus juga menjelaskan bahwa pohon yang ditebang dalam persiapan lahan pembangunan persemaian modern adalah pohon dengan jenis kayu yang tidak bernilai ekonomis tinggi.
Sebaliknya, tanaman yang tumbuh adalah tanaman yang menjadi cikal bakal dari hutan, tanaman pioner, tanaman yang bisa hidup pertama kali dari gersang menjadi hutan. Kawasan tersebut dulunya kawasan kritis dan hanya ditumbuhi oleh-alang alang.
"Bahasa teknis kehutanan itu adalah permudaan alam pada hutan sekunder," jelas Stefanus.
Ia menambahkan bahwa penebangan harus dilakukan karena fungsi dari tanaman kayu tersebut belum maksimal untuk menyerap air. Oleh karena itu, kegiatan penebangan dilakukan untuk proses rehabilitasi di sana.
Pembangunan persemaian modern Labuan Bajo tahap dua merupakan proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Benain Noelmina.
Tahap dua pekerjaan ini telah dimulai pada 16 Agustus 2021 dengan waktu pelaksanaan 140 hari kalender. Nilai kontrak proyek tersebut sebesar Rp39 miliar lebih dengan sumber dana DIPA BA 29 tahun 2021.
Salah seorang pekerja di lokasi persemaian modern Fadil menyatakan bahwa progress pengerjaan persemaian modern tahap dua telah mencapai 60 persen. Dengan kemajuan tersebut, katanya, pembangunan sarana dan prasarana persemaian akan mulai dikerjakan pada September 2021.
Sarana prasarana yang akan dibangun terbagi menjadi dua yakni kelompok teknis dan kelompok penunjang. Sekiranya ada 18 item pekerjaan pembangunan sarana prasarana, yakni mother plant house, rooting house, germination house, shaded area, open area, tempat pengelolaan media, laboratorium kultur jaringan.
Selain itu, juga reservoir penyaringan, gudang, ruang pompa, rumah karyawan (mess), ruang generator set (genset), ruang penyimpanan benih, ruang kontrol, mess karyawan (studio kopel), sarana pendukung, toilet, dan pagar belakang.
Baca juga: KPH Mabar: Tak ada perambahan, tapi pengelolaan hutan
Baca juga: Tokoh adat Lancang Mabar sesalkan warga ambil alih hutan
Prakiraan area bangunan seluas 53.291 meter persegi dengan total area persemaian seluas 79.936,50 meter persegi.
KPH: Persemaian modern Labuan Bajo tak rusak mata air
...Mata air tidak rusak, karena persemaian itu butuh air. Jika mata air mati, persemaian juga gagal