Pembangunan Bendungan Temef harus libatkan pengusaha lokal

id Bupati

Pembangunan Bendungan Temef harus libatkan pengusaha lokal

Bupati Timor Tengah Selatan Paul VB Mella (ANTARA Foto/ist)

Bupati Paul Mella mendesak PT Waskita Karya agar melibatkan pengusaha lokal dalam pembangunan Bendungan Temef di Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Kupang (AntaraNews NTT) - Bupati Timor Tengah Selatan Paul Mella mendesak PT Waskita Karya agar melibatkan pengusaha lokal dalam pembangunan Bendungan Temef di Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

"Saya berharap PT Waskita Karya dapat melibatkan pengusaha lokal dalam pembangunan bendungan tersebut, karena perputaran ekonomi akan kembali lagi ke Timor Tengah Selatan," katanya saat dihubungi Antara dari Kupang, Senin (23/4).

Bupati Mella menyampaikan hal itu tersebut menanggapi pernyataan dari Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia (Ardin) Nusa Tenggara Timur yang meminta Menteri PUPR Basuki Hadimulyo dapat memberdayakan pengusaha lokal dalam pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Dalam pembangunan bendungan terbesar di NTT itu, dua perusahaan BUMN yakni PT Waskita Karya dan PT Nindya Karya sebagai pelaksananya, namun kedua BUMN tersebut dilaporkan lebih memilih perusahaan dari NTB dan Surabaya sebagai mitra kerjanya dalam pembangunan proyek tersebut.

Paul Mella mengatakan akan mencari informasi yang lebih akurat mengenai hal tersebut, dan akan memberikan informasi lanjutan. "Saya belum dapat informasi detalilnya tetapi nanti akan saya pastikan lagi," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jika Bendungan Temef beroperasi nanti, selain berguna untuk sektor pertanian dan peternakan serta kawasan wisata baru, juga akan melibatkan masyarakat lokal untuk bekerja di kawasan itu.

Baca juga: Pemerintah bebaskan lahan di sekitar Bendungan Temef

Terkait jenis pekerjaan yang diberikan, Bupati Mella mengatakan, pekerjaan diberikan sesuai kriteria dan spesifikasi pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh masyarakat lokal. "Mungkin saja, masyarakat di sekitar desa itu bisa bekerja sebagai satpam atau pengawas di bendungan itu," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis yang membidangi infrastruktur dan perhubungan mengatakan Bendungan Temef merupakan satu dari tujuh proyek strategis nasional yang diproyeksikan pemerintahan Presiden Joko Widodo kepada rakyat NTT.

Dari tujuh proyek bendungan tersebut, baru tercatat Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang sudah diresmikan pemanfaatannya oleh Presiden Jokowi pada 9 Januari 2018, sedang Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu hanya menunggu proses peresmiannya saja.

Selain itu, ada juga proyek Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka, Lambo di Kabupaten Nagekeo, Manikin di Kabupaten Kupang, Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta Tasifeto Timur di Kabupaten Belu.

Pembangunan tujuh bendungan di NTT itu diharapkan sudah terealisasi semuanya pada 2019 sesuai janji Presiden Jokowi. "Jika tujuh proyek raksasa itu berfungsi semuanya maka kesulitan air baku yang dihadapi masyarakat NTT setiap kali musim kemarau sudah bisa teratasi," kata Fary Francis.

Baca juga: Pemda diminta perlancar pembangunan bendungan Temef