Gubernur Laiskodat apresiasi BI kembangkan klaster cabai di Sumba Barat Daya
Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bank Indonesia atas kolaborasi yang dilakukan untuk pengendalian inflasi melalui pengembangan tanaman cabai merah di Sumba Barat Daya ini...
Kupang, NTT (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengapresiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT yang telah mengembangkan klaster cabai merah di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Pulau Sumba, untuk mendukung pengendalian inflasi di daerah.
"Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bank Indonesia atas kolaborasi yang dilakukan untuk pengendalian inflasi melalui pengembangan tanaman cabai merah di Sumba Barat Daya ini," katanya melalui siaran pers Biro Humas Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, NTT, Sabtu, (22/10/2022).
Ia telah meninjau langsung pengembangan cabai merah di Sumba Barat Daya dan melakukan panen bersama para petani dalam kunjungan kerja ke daerah itu selama 21-23 Oktober.
Laiskodat menjelaskan tanaman cabai merah sudah mulai dikembangkan di Desa Ramadana, Kecamatan Laura, pada lahan seluas satu hektare dengan target ke depan mencapai empat hektare.
Pengembangan komoditas hortikultura itu, kata dia, merupakan langkah sinergi BI bersama Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya bersama masyarakat dalam pengendalian inflasi pangan.
Menurut dia, NTT membutuhkan banyak pasokan komoditas cabai merah, namun persediaan di pasar sering kali kurang sehingga menyebabkan inflasi akibat kenaikan harga.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah kabupaten dan para petani di Sumba Barat Daya atas panen cabai merah yang sudah dilakukan.
Baca juga: BI gelar rakor pengendalian inflasi daerah di Pulau Sumba
"Ini hasilnya sangat bagus dan saya meminta untuk terus ditingkatkan karena dapat membantu pengendalian inflasi," katanya.
Baca juga: Kabupaten Kupang optimalkan pemberdayaan ekonomi atasi dampak inflasi
Laiskodat berharap pengembangan komoditas hortikultura dapat dilakukan secara masif di 22 kabupaten/kota sebagai upaya bersama mengendalikan inflasi di NTT.
"Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bank Indonesia atas kolaborasi yang dilakukan untuk pengendalian inflasi melalui pengembangan tanaman cabai merah di Sumba Barat Daya ini," katanya melalui siaran pers Biro Humas Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, NTT, Sabtu, (22/10/2022).
Ia telah meninjau langsung pengembangan cabai merah di Sumba Barat Daya dan melakukan panen bersama para petani dalam kunjungan kerja ke daerah itu selama 21-23 Oktober.
Laiskodat menjelaskan tanaman cabai merah sudah mulai dikembangkan di Desa Ramadana, Kecamatan Laura, pada lahan seluas satu hektare dengan target ke depan mencapai empat hektare.
Pengembangan komoditas hortikultura itu, kata dia, merupakan langkah sinergi BI bersama Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya bersama masyarakat dalam pengendalian inflasi pangan.
Menurut dia, NTT membutuhkan banyak pasokan komoditas cabai merah, namun persediaan di pasar sering kali kurang sehingga menyebabkan inflasi akibat kenaikan harga.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah kabupaten dan para petani di Sumba Barat Daya atas panen cabai merah yang sudah dilakukan.
Baca juga: BI gelar rakor pengendalian inflasi daerah di Pulau Sumba
"Ini hasilnya sangat bagus dan saya meminta untuk terus ditingkatkan karena dapat membantu pengendalian inflasi," katanya.
Baca juga: Kabupaten Kupang optimalkan pemberdayaan ekonomi atasi dampak inflasi
Laiskodat berharap pengembangan komoditas hortikultura dapat dilakukan secara masif di 22 kabupaten/kota sebagai upaya bersama mengendalikan inflasi di NTT.