Puluhan penderita stunting di Kabupaten Kupang dapat bansos

id NTT, Kota Kupang,kasus kekerdilan di Kabupaten Kupang,Kapolda NTT,stunting

Puluhan penderita stunting di Kabupaten Kupang dapat bansos

Kapolda NTT Irjen Pol Johanis Asadoma dan istri berpose dengan sejumlah keluarga yang anaknya menderita stunting di Kecamatan Amarsi, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (1/2). ANTARA/Ho-Humas Polda NTT.

...Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami membantu penanganan kasus stunting di NTT khususnya di daerah ini
Kupang (ANTARA) - Sebanyak 57 penderita stunting atau kekerdilan  di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapatkan bantuan sosial yang diberikan oleh Kapolda NTT Irjen Pol Johanis Asadoma.

Penyerahan bantuan sosial ini dilangsungkan di Mapolsek Amarasi, Oekabiti, Kelurahan Nonbes, Kabupaten Kupang, Rabu (1/2) di sela kunjungan kerja  Kapolda NTT ke wilayah tersebut.

“Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami membantu penanganan kasus stunting di NTT khususnya di daerah ini,” katanya.

Kapolda NTT pada kesempatan itu menyampaikan  menaruh perhatian khusus dalam membantu penanganan stunting di NTT.

Kepada Kepala Puskesmas Amarasi, jenderal bintang dua ini menanyakan kebutuhan apa saja yang perlu Polri bantu dalam penanganan masalah stunting.

"Bagaimana caranya kami (Polri) bisa membantu supaya stunting ini bisa berkurang di sini (Amarasi), itu saja yang kami ingin tahu", tanya Kapolda NTT.

Sehingga, Polda bisa membantu untuk menyalurkan bantuan yang dibutuhkan kepada Puskemas di Amarasi yang membutuhkan penanganan stunting anak di daerah itu.

Kepada orang tua penderita stunting, Kapolda NTT berharap agar memperhatikan gizi anak.

"Gizi anak sejak dalam kandungan, mamanya harus makan makanan yang bergizi. Minum susu, makan telur, sayur-sayuran, daging yang cukup, sehingga anak dalam kandungan itu sehat dan cerdas,” tambah dia.

Kepala Puskesmas Amarasi Adriana Betty menyampaikan terima kasih kepada Kapolda NTT dan jajaran atas partisipasinya ikut membantu upaya penanganan stunting, khususnya di Kecamatan Amarasi.

Dia mengatakan bahwa beberapa kebutuhan yang sangat dibutuhkan di Puskesmas, antara lain alat Antropometri kit untuk mengukur pertumbuhan bayi dan membantu memberikan pelatihan pencegahan stunting bagi kader Posyandu.

"Dari kegiatan ini, saya mengucapkan terima kasih untuk bapak Kapolda dan jajaran atas partisipasi membantu upaya kami pencegahan dan penanggulangan stunting di Kecamatan Amarasi,” tambah dia,

Untuk diketahui prevalensi stunting pada pengukuran Februari 2022 adalah 24,14 persen dengan jumlah 7.207 balita, sedangkan pada Agustus 2022 menjadi 19,88 persen dengan jumlah 6.118 balita .

Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang sebut prevalensi stunting turun 13.9 persen

Baca juga: Matim bangun gerakan orang tua asuh atasi stunting