Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meluncurkan program peningkatan kualitas ketahanan keluarga melalui one team one family guna
mengawal pola asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting di daerah setempat.
"Pemerintah Provinsi NTT tentu memberikan apresiasi terkait program peningkatan kualitas ketahanan keluarga melalui one team one family dengan melibatkan kolaborasi aktif dari semua pihak dalam memberikan pendampingan bagi keluarga yang berdampak positif terhadap pencegahan stunting," kata Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Rabu, 19/4/2023).
Program tersebut merupakan kerja sama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT, Poltekes Kemenkes Kupang, Yayasan 1000 Hari, Yayasan Jatica Oxitosin Indonesia, dan mitra Lainnya.
"Program Ini kolaborasi yang baik dan juga apresiasi kepada semua pihak dan juga dukungan penuh dari Poltekes Kemenkes Kupang dengan melibatkan mahasiswa dan juga dosen dalam partisipasi aktif mendorong aspek pengetahuan dan pendidikan untuk membangun dan meningkatkan kualitas keluarga. Bila kita ikut mendorong pembangunan sebuah keluarga maka kita ikut membangun kualitas masyarakat dan daerah,” katanya.
Is mengatakan program ini juga memiliki peran pendampingan keluarga, membangun kemandirian keluarga serta juga berdampak pada percepatan penanganan stunting di NTT.
Gubernur Viktor Bungtilu menginginkan agar kelompok atau tim yang turun ke lapangan harus kerja dengan tulus dan cinta karena melayani terkait dengan pola asuh, pemenuhan gizi dan juga pemberdayaan ekonomi.
“Yang kita kerjakan ini sangatlah bermartabat karena untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas dengan kita membantu meningkatkan kualitas hidup orang lain,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT Iien Adriyani menjelaskan sasaran dari one team one family ini adalah keluarga yang memiliki kesenjangan berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan di lokasi KKN oleh mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira, Universitas Muhammadiyah Kupang, Universitas Kristen Artha Wacana dan Universitas Nusa Cendana.
Ia menjelaskan dengan pendekatan one team one family adalah bentuk kolaborasi intervensi dengan dukungan dari pihak Poltekes Kemenkes Kupang dimana satu keluarga akan dilakukan pendampingan dan diintervensi sesuai kebutuhan.
Untuk ibu hamil akan diintervensi oleh jurusan kebidanan dan dikawal hingga pada tahapan melahirkan, sedangkan mahasiswa jurusan gizi akan mengawal pola asuh dan juga pemanfaatan kelor sebagai pemenuhan gizi bagi balita.
Selain itu mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan akan mengawal sanitasi terkait dengan sanitasi yang benar serta juga Jurusan perawat akan mendampingi terkait dengan pola asuh balita.
"Untuk peningkatan ekonomi keluarga akan dibantu pihak yayasan dan juga fakultas ekonomi dari empat universitas untuk memberikan pelatihan kepada keluarga agar bisa mandiri secara ekonomi," kata Lien Adriyani.
Baca juga: Pemda NTT wajibkan serbuk kelor jadi makanan tambahan anak stunting
Baca juga: Bupati: 4.899 anak di Kabupaten Kupang kategori stunting
Pemprov NTT luncurkan program peningkatan kualitas ketahanan keluarga
...Pemerintah Provinsi NTT tentu memberikan apresiasi terkait program peningkatan kualitas ketahanan keluarga melalui one team one family dengan melibatkan kolaborasi aktif dari semua pihak dalam memberikan pendampingan bagi keluarga yang berdampak p