Yohanis mencoba menunjukkan hasil produksinya, yakni tiga botol minyak kelapa murni atau VCO ukuran 200 mililiter yang dipajang saat tim dari ATSEA-2 mengunjungi rumahnya.
Tak hanya itu, ada pula kurang lebih 10 botol ukuran 65 mililiter minyak urut dengan aroma cendana dan papermint dipajang di mejanya.
Untuk mendapatkan tiga botol minyak kelapa murni, dirinya membutuhkan tiga buah kelapa ada di halaman rumahnya. Kelapa yang digunakan juga adalah kelapa yang benar-benar kering, sehingga hasil dan kualitasnya juga bagus.
Seorang warga asal Inggris Chris Alexander yang datang ke Desa Bo'a mengaku penasaran ingin mencoba minyak tersebut. Dia memilih minyak beraroma cendana dan papermint yang dipajang di meja rumah Yohanis. Di tempat itu juga ada beberapa aroma lain, seperti lavender dan yelang-yelang.
Hal yang menarik dari pokmaswas tersebut, empat anggotanya adalah pelajar di SMA Negeri I Kecamatan Rote Barat dan SMK Negeri I Rote Barat. Guru-guru di dua sekolah itu memberikan kelonggaran kepada empat siswi tersebut untuk menjadi anggota pokmaswas sebagai mata pelajaran tambahan atau ekstrakurikuler.
Karena itu, siswa kelas 11 SMK Rilda Feoh menjual prosuk ke guru-guru, sehingga bisa menambah uang saku untuk membeli buku dan kebutuhan sekolah lainnya, tanpa harus membebani orang tua.
Agar tidak menggangu proses belajar mereka di sekolah, empat siswa itu hanya bisa berkumpul di Pokmaswas Tasi Bo’a saat pulang sekolah. Rilda banyak belajar dari pokmaswas tersebut, dan harapannya kedepan bisa berkembang dengan baik.
Dukungan pemda
Artikel - Melihat dari dekat pembuatan minyak kelapa murni masyarakat pesisir
...Begini awal mula proses pembuatan minyak urut dari kelapa dan minyak kelapa murni yang dinamakan nometo (kelapa kering)