Artikel - Infrastruktur kunci tingkatkan investasi di KEK
Ada peribahasa Rome wasn't built in a day (Roma tidak dibangun dalam satu hari)...
Jakarta (ANTARA) - Indonesia sebagai negara terluas di Asia Tenggara, terus berusaha meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonominya di antaranya dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Saat ini, menurut data Dewan Nasional KEK, Indonesia memiliki 20 Kawasan Ekonomi Khusus yang tersebar di berbagai wilayah, mulai dari barat hingga timur, membentang dari Sabang hingga Merauke. Dari jumlah tersebut 17 KEK yang telah beroperasi dan 3 KEK dalam tahap pembangunan.
KEK tersebut di antaranya adalah KEK Arun Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, KEK Batam Aero Technic, KEK Tanjung Kelayang di Kabupaten Belitung, KEK Lido di Kabupaten Bogor, KEK Gresik, KEK Singhasari Malang, KEK Mandalika di Lombok Tengah, KEK Morotai, KEK Sorong, KEK Tanjung Lesung, KEK Kendal, dan KEK Sanur Bali.
Pengembangan KEK kini terus berjalan, dengan capaian kumulatif realisasi investasi sampai dengan Kuartal I Tahun 2023 sebesar Rp117,8 triliun dan penciptaan lapangan kerja secara kumulatif sebanyak 63.416 orang. Untuk tahun 2023, target realisasi Investasi baru sebesar Rp61,9 triliun, dan target pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 78.774 orang.
Kawasan Ekonomi Khusus merupakan inisiatif Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi yang merata di seluruh negeri dan meningkatkan daya saing.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, KEK diberikan status khusus dengan penyelenggaraan infrastruktur yang memadai, pemberian fasilitas, insentif, dan kemudahan berinvestasi.
Pentingnya infrastruktur dalam konteks KEK tidak dapat dipandang sebelah mata. Infrastruktur yang solid menjadi elemen kunci dalam menarik investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut.
Itulah yang setidaknya diungkapkan Wakil Ketua III Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, Budi Santoso, kepada ANTARA, belum lama ini.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jalan layang, dan pelabuhan di sekitar KEK.
Salah satu contohnya adalah proyek pembangunan jalan tol di Tanjung Lesung, Banten, yang sedang dipercepat untuk mengurangi jarak tempuh dari pusat kota.
Infrastruktur yang kuat adalah fondasi dari setiap upaya pembangunan ekonomi yang berhasil. Tanpa infrastruktur yang memadai, pengembangan KEK akan sulit dilakukan dan investasi akan terbatas.
Oleh karena itu, KEK dan infrastruktur adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Infrastruktur mencakup berbagai aspek, mulai dari jalan, pelabuhan, bandara, hingga konektivitas digital. Semua elemen ini berperan penting dalam menarik investor dan membantu mereka menjalankan operasi mereka secara efisien.
Sebagai contoh, pembangunan jalan tol di sekitar KEK menjadi langkah kunci untuk mengurangi biaya logistik dan mempercepat aliran barang. Ini adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan investor.
Infrastruktur yang solid adalah elemen penting yang harus ada di setiap KEK. Investor membutuhkan akses yang lancar untuk memasukkan modal dan menjalankan operasi mereka.
Luar Pulau Jawa
Saat ini, menurut data Dewan Nasional KEK, Indonesia memiliki 20 Kawasan Ekonomi Khusus yang tersebar di berbagai wilayah, mulai dari barat hingga timur, membentang dari Sabang hingga Merauke. Dari jumlah tersebut 17 KEK yang telah beroperasi dan 3 KEK dalam tahap pembangunan.
KEK tersebut di antaranya adalah KEK Arun Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, KEK Batam Aero Technic, KEK Tanjung Kelayang di Kabupaten Belitung, KEK Lido di Kabupaten Bogor, KEK Gresik, KEK Singhasari Malang, KEK Mandalika di Lombok Tengah, KEK Morotai, KEK Sorong, KEK Tanjung Lesung, KEK Kendal, dan KEK Sanur Bali.
Pengembangan KEK kini terus berjalan, dengan capaian kumulatif realisasi investasi sampai dengan Kuartal I Tahun 2023 sebesar Rp117,8 triliun dan penciptaan lapangan kerja secara kumulatif sebanyak 63.416 orang. Untuk tahun 2023, target realisasi Investasi baru sebesar Rp61,9 triliun, dan target pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 78.774 orang.
Kawasan Ekonomi Khusus merupakan inisiatif Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi yang merata di seluruh negeri dan meningkatkan daya saing.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, KEK diberikan status khusus dengan penyelenggaraan infrastruktur yang memadai, pemberian fasilitas, insentif, dan kemudahan berinvestasi.
Pentingnya infrastruktur dalam konteks KEK tidak dapat dipandang sebelah mata. Infrastruktur yang solid menjadi elemen kunci dalam menarik investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut.
Itulah yang setidaknya diungkapkan Wakil Ketua III Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, Budi Santoso, kepada ANTARA, belum lama ini.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jalan layang, dan pelabuhan di sekitar KEK.
Salah satu contohnya adalah proyek pembangunan jalan tol di Tanjung Lesung, Banten, yang sedang dipercepat untuk mengurangi jarak tempuh dari pusat kota.
Infrastruktur yang kuat adalah fondasi dari setiap upaya pembangunan ekonomi yang berhasil. Tanpa infrastruktur yang memadai, pengembangan KEK akan sulit dilakukan dan investasi akan terbatas.
Oleh karena itu, KEK dan infrastruktur adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Infrastruktur mencakup berbagai aspek, mulai dari jalan, pelabuhan, bandara, hingga konektivitas digital. Semua elemen ini berperan penting dalam menarik investor dan membantu mereka menjalankan operasi mereka secara efisien.
Sebagai contoh, pembangunan jalan tol di sekitar KEK menjadi langkah kunci untuk mengurangi biaya logistik dan mempercepat aliran barang. Ini adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan investor.
Infrastruktur yang solid adalah elemen penting yang harus ada di setiap KEK. Investor membutuhkan akses yang lancar untuk memasukkan modal dan menjalankan operasi mereka.
Luar Pulau Jawa