KSOP Labuan Bajo imbau pemilik kapal wisata pastikan kelayakan

id KSOP Kelas III Labuan Bajo, Labuan Bajo, pelaku pariwisata, kelayakan kapal, kapal wisata, kecelakaan laut, Stephanus Ri

KSOP Labuan Bajo imbau pemilik kapal wisata pastikan kelayakan

Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto. ANTARA/Gecio Viana

Ada 10 titik yang kami identifikasi, tetapi yang paling rawan untuk arus kuat ada di perairan Batu Tiga...
Labuan Bajo (ANTARA) -
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengimbau para pemilik kapal wisata untuk memastikan kelayakan kapal sebelum melakukan pelayaran di perairan Labuan Bajo maupun kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) guna mencegah kecelakaan laut.
 
"Selain itu pastikan awak kapalnya juga terampil," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, (20/9).
 
Ia menyampaikan hal tersebut karena kecelakaan kapal yang terjadi di Labuan Bajo paling utama diakibatkan karena faktor alam dimana perairan di Labuan Bajo memiliki pasang surut yang tinggi sekitar 2 meter dan apabila terjadi pasang surut dengan waktu yang cepat akan membuat pusaran-pusaran air.
 
Ia juga meminta pelaku pariwisata dan pemilik kapal lainnya untuk memperhatikan surat pemberitahuan kepada para nakhoda (Notice to Mariners) tentang larangan berlayar karena cuaca yang tidak memungkinkan yang dikeluarkan KSOP Kelas III Labuan Bajo.
 
"Selalu memantau prakiraan cuaca BMKG Ocean Forecast System (OFS) yang bisa dipantau melalui aplikasi gadget seperti handphone dan memperhatikan setiap Notice To Mariners atau berita yang dikirimkan oleh KSOP, bisa diakses melalui IG Syahbandar, kemudian kami kirimkan melalui WhatsApp Group sehingga di situ akan diindikasikan di daerah-daerah mana saja terjadi potensi untuk kedaruratan," katanya.
 
Lebih lanjut, ia juga meminta para nakhoda kapal untuk segera melaporkan kepada instansi terkait atau Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan bila terjadi kedaruratan.
 
"Apabila terjadi kedaruratan, kapal-kapal itu menginformasikan kepada Basarnas, kepada KSOP atau kepada instansi terkait yang memiliki alut (alat utama) untuk keselamatan," katanya.

Ia juga mengingatkan, setiap awak kapal apabila melihat ada kapal-kapal lainnya mengalami kondisi kedaruratan maka segera melakukan proses penyelamatan ataupun evakuasi.
 
Stephanus Risdiyanto juga menjelaskan pihaknya telah melakukan pemetaan dan identifikasi titik-titik perairan di Labuan Bajo yang dinilai rawan. 
 
"Ada 10 titik yang kami identifikasi, tetapi yang paling rawan untuk arus kuat ada di perairan Batu Tiga, nah perairan Batu Tiga tersebut pada saat-saat tertentu, dalam kurun waktu setengah jam bisa terjadi pusaran arus di situ, namun itu bisa terlihat sehingga kami harap nakhoda kapal itu dapat menghindari apabila ada pusaran arus tersebut, jangan memaksakan kapal untuk lewat di dalam besaran arus tersebut," katanya.
 
Sebelumnya, Stephanus Risdiyanto menjelaskan tingkat kunjungan wisatawan ke perairan laut Labuan Bajo semakin tinggi dari tahun ke tahun berdasarkan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) bagi kapal wisata.
 
"Kalau tahun lalu saat peak session per hari bisa 120 kapal berangkat, tahun ini bisa hampir 300 kapal satu hari pemberangkatan artinya di situ membutuhkan SDM lebih banyak dari sebelumnya untuk mengelola kapal wisata," katanya.