Korban Banjir Sikka Tempati Penampungan Sementara

id Sikka

Korban Banjir Sikka Tempati Penampungan Sementara

Banjir bandang menerjang Sikka di Pulau Flores, NTT

"Ada yang ditampung pada fasilitas pemerintah dan ada juga yang tinggal sementara dengan keluarga," kata Valentinus Sili Tupen.
Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyiapkan penampungan sementara bagi para korban banjir bandang yang rumahnya hanyut terbawa banjir.

"Ada yang ditampung pada fasilitas pemerintah dan ada juga yang tinggal sementara dengan keluarga. Pemerintah menyediakan bantuan makanan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka Valentinus Sili Tupen, Senin.

Valentinus mengemukakan upaya pemerintah dalam menangani para korban banjir bandang yang rumah mereka hanyut terbawa air ke laut pada Sabtu (7/1).

Puluhan rumah milik warga yang bermukim di sekitar Pantai Utara Flores diterjang banjir bandang. Rumah, peralatan dapur, kandang babi, WC dan kamar mandi hingga kuburan keluarga milik warga hanyut terbawa banjir.

Valentinus Tupen menambahkan, masih mendata kerugian akibat bencana tersebut, sekaligus kemungkinan pemberian bantuan bagi para korban.

"Data sementara, ada 20 rumah yang dihuni 87 jiwa atau 22 kepala keluarga. Sementara ini petugas masih berkonsentrasi menangani para korban," katanya lagi.

Dia mengatakan, pemerintah akan menyarankan warga untuk direlokasi dari lokasi tersebut karena kawasan tersebut rawan banjir.

"Di lokasi ini ada tiga anak sungai yang tidak berujung ke laut, sehingga saat terjadi hujan lebat, air penuh dan meluap menggenangi permukiman," katanya pula.

Ia juga berharap, warga sekitar dapat menerima saran pemerintah untuk direlokasi dari kawasan itu.

"Kami hanya punya pakaian di badan ini saja. Uang Rp1 juta lebih dari hasil jual bakso, lemari pakaian, perkakas dapur dan kulkas sudah dibawa banjir," kata Ny Wamayani, seorang korban.

Sementara waktu Wamayani dan keluarga akan menempati kembali rumah sanak keluarga yang berada di sekitarnya.

"Kami akan tinggal di rumah milik orang tua dulu, karena saat ini kami tak punya apa-apa lagi," katanya pula.

Korban lainnya, Stefanus Fabianus, warga Waidoko, Kelurahan Wolomarang, Maumere mengatakan banjir awal tahun 2017 ini sebagai yang terbesar selama dirinya berdomisili di wilayah itu.

Banjir luapan dari kali-kali kecil di kawasan atas Wolonmaget menerjang puluhan unit rumah di sisi timur ruas jalan Trans Utara Flores.