Artikel - "Middle-class squeeze" dan jalan keluar untuk membagi beban

id middle-class squeeze,kelas menengah yang terjepit,redistribusi pajak,ppn 12 persen,kebijakan perpajakan,kebijakan ekonom,artikel pajak Oleh Hanni Sofia

Artikel - "Middle-class squeeze" dan jalan keluar untuk membagi beban

ilustrasi. Roti sandwich sebagai kiasan fenomena kelas menengah yang terjepit atau "middle-class squeeze". (ANTARA/Fitra Ashari)

...Tidak jarang kebijakan yang diambil, meski bertujuan untuk mendongkrak penerimaan negara atau mendorong pembangunan, justru memberikan dampak negatif pada kelompok ini

Namun, tanggung jawab tidak hanya berada di tangan pemerintah. Kelas menengah perlu lebih proaktif dalam mengelola dampak kebijakan ekonomi.

Literasi keuangan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini. Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa meski tingkat literasi keuangan di Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak rumah tangga yang belum memahami pentingnya atau investasi jangka panjang.

Survei di tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Jakpat membuktikan bahwa saat ini menabung masih menjadi opsi andalan bagi mereka yang sedang berusaha mewujudkan keamanan dan kemerdekaan finansial.

Padahal potensi keuntungan dari investasi lebih tinggi daripada uang yang hanya “dipegang” sendiri atau ditabung.

Dengan meningkatkan pemahaman tentang perencanaan keuangan, kelas menengah dapat lebih siap menghadapi guncangan ekonomi.

Di sisi lain, sektor swasta juga memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung.

Perusahaan ritel, misalnya, dapat menyediakan program loyalitas yang memberikan manfaat tambahan bagi konsumen kelas menengah.

Industri keuangan juga bisa menawarkan produk tabungan atau investasi yang lebih terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan kelas ini.

Pada akhirnya, kelas menengah Indonesia harus diakui sebagai kelompok strategis yang tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.

Dengan kebijakan perpajakan dan ekonomi yang lebih inklusif, kelas menengah tidak hanya akan mampu bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi motor penggerak bagi pembangunan nasional.

Baca juga: Artikel - PPN barang mewah dan enigma keadilan ekonomi

Tantangan yang mereka hadapi saat ini, meski berat, adalah peluang besar untuk menciptakan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca juga: Artikel - Fenomena frugal living di tengah kenaikan PPN 12 persen

Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan kelas menengah itu sendiri, ada harapan besar bahwa kelompok ini tidak lagi menjadi yang "terjepit," melainkan menjadi kekuatan yang mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah namun juga beban bagi mereka terdistribusi dengan adil dan tidak memusat di pundak mereka.